* Â Menurut teori empirisme, pendidikan harus memberikan pengalaman belajar yang beragam dan kaya stimulasi, karena pengalaman-pengalaman ini akan membentuk karakter dan kemampuan anak. Teori ini menekankan lingkungan belajar yang kondusif serta peran aktif pendidik dalam memberikan bimbingan dan stimulasi yang positif.
* Dalam teori nativisme, pendidikan lebih menitikberatkan pada pengenalan dan pengembangan bakat bawaan. Pendidik diharapkan dapat mengidentifikasi bakat yang sudah ada pada siswa dan berfokus untuk mengembangkannya.
*Teori konvergensi mendorong pendekatan pendidikan yang lebih holistik, yaitu dengan mempertimbangkan baik potensi bawaan maupun kondisi lingkungan. Dengan ini, pendidik tidak hanya memfasilitasi perkembangan bakat bawaan, tetapi juga menciptakan kondisi yang mendukung untuk membentuk kepribadian dan keterampilan siswa secara menyeluruh.
   Dapat disimpulkan bahwa hereditas dan lingkungan adalah dua faktor yang sama-sama penting dan tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan manusia. Keduanya saling melengkapi dan berinteraksi secara kompleks, di mana faktor bawaan memberikan dasar biologis, sedangkan lingkungan berperan sebagai katalis yang memungkinkan individu untuk mengembangkan potensinya. Misalnya, seorang anak yang memiliki bakat bawaan dalam bidang seni akan dapat mengembangkan kemampuannya jika didukung oleh lingkungan yang menyediakan fasilitas dan dukungan yang memadai, seperti pelatihan seni atau dukungan dari keluarga. Sebaliknya, anak yang kurang memiliki potensi bawaan tetap dapat berkembang jika berada dalam lingkungan yang positif dan memberikan stimulasi yang cukup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H