Mohon tunggu...
Yayang Martua Naibaho
Yayang Martua Naibaho Mohon Tunggu... -

Seorang yang suka berusaha menjadi Pribadi Yang SANGAT EFEKTIF

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Screwtape #666

13 Oktober 2011   16:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Surat Screwtape #666

(Oleh Yayang Martua Naibaho; berdasarkan Plot “The Screwtape Letters” karya C.S. Lewis*)

Yang terjahat Wormwood,

Berhati-hatilah Wormwood, pasien barumu itu mulai berusaha bangkit dari cengkeramanmu. Tampaknya dia mulai menyadari tipu daya yang kau permainkan selama ini. Walaupun demikian, engkau tidak perlu panik secara berlebihan, seperti yang engkau tunjukkan melalui surat jahatmu yang kusam, yang terakhir engkau kirimkan padaku. Jadi sekarang dia memiliki komitmen baru yang lebih kuat untuk hidup bagi Sang Musuh, sekalipun perasaannya (yang selama ini menjadi sandaran utamanya) tidak mendukung. Sungguh biadab sekali, lembang gelombang** yang dia alami itu tidak membuatnya patah semangat seperti biasa dan menceburkan diri dalam jaring-jaring jahat putus asa, depresi, fantasi liar, mengasihani diri, tuntutan-tuntutan irasional, dan kemarahan yang menghasilkan banyak stress. Dia mulai serius berusaha hidup bagi Sang Musuh pada level yang paling membahayakan: level kehendak. Dia mulai bisa melihat keharmonisan (yang selama ini kita buat kabur dan membingungkan) antara komitmen pribadinya yang tegas untuk bertobat dan dukungan kekuatan dahsyat dari Sang Musuh. Bahkan, dia mulai serius memohon kekuatan dari Sang Musuh untuk melakukan komitmen-komitmennya itu secara konsisten dan terarah. Ini bisa berakibat sangat mengerikan, Wormwood!

Karena itu, dengarkanlah nasihatku ini baik-baik! Demi perutmu yang keroncongan karena puluhan tahun tidak bisa merasakan lezatnya hati manusia. Dan demi pamanmu yang semakin tua dan ketakutan dengan bayangan hari pembalasan Sang Musuh. Bergeraklah lebih ganas dari biasanya. Minggu-minggu awal komitmennya adalah masa dimana pasienmu itu masih cukup lemah. Kalau engkau bekerja lebih keras dari biasanya, ada kemungkinan besar engkau akan mendapatkannya kembali! Eksploitasilah terus lembang gelombang yang saat ini dia alami. Buat dia merasa tidak berdaya, sendirian, kesepian… Buat dia merasa rendah diri (satu hal yang sebenarnya kalau dia sadari, akan membuatnya sangat geram padamu; karena kenyataannya sangat bertolak belakang. Hahahhahaha). Lumpuhkan semangatnya dengan kekhawatiran pada masa depan. Buatlah janji-janji Sang Musuh yang dia baca, dengar, atau pikirkan menjadi sesuatu yang terlihat omong-kosong. Buatlah dia meragukan kebaikan dan kebijaksanaan Sang Musuh yang menjijikkan. Bagaimana mungkin Dia begitu memanjakan binatang ternak ini??? Tetaplah bekerjasama dengan rekan-rekanmu Toddpipe Jr, Hittles, dan yang lain-lain yang bekerja menggoda anggota keluarganya, teman-temannya, rekan kantornya, dan orang-orang lain di sekitarnya. Jangan beri dia belas kasihan. Buat dia merana, kesepian, dan yakinkan dia untuk menghibur dirinya ‘sebentar saja’ dengan kenikmatan kebiasaan buruk dimana dia terperangkap selama ini.

Teruslah membatasi pandangannya di tempat dia bekerja, sebatas mengerjakan daftar rutinitas dan aktivitas harian dengan baik, sebatas mencapai sasaran baik demi sasaran baik. Jangan biarkan dia sadar bahwa bekerja adalah bagian hakiki dari ibadahnya kepada sang Musuh. Engkau tahu, pada dasarnya kehidupan adalah suatu entitas yang utuh tidak bisa dibagi-bagi. Sekat-sekat yang mengkotak-kotakkan kehidupan yang kita bangun dalam benaknya menghalangi dia mencapai visi hidup sejatinya. Buat dia terobsesi dengan hal-hal materil dalam mencari apa yang dia kira sebagai sumber kebahagiaan: tabungan yang banyak di bank, kendaraan bagus, rumah besar, pasangan hidup yang mempesona, pengakuan dan pujian banyak orang, teman-teman dan kerabat yang ramah, hobby yang menyenangkan, atau apa saja kecuali tentu saja: Sang Musuh sendiri. Seperti ikan yang hanya bisa hidup di dalam air, demikian juga makhluk bodoh manusia itu tidak mungkin merasakan hidup yang memuaskan tanpa terus-menerus mengenal, bersekutu, dan memuliakan Sang Musuh. Apabila kita berhasil membujuk dia mengkonsentrasikan seluruh energinya mencari kebahagiaan pada sebentuk sasaran apa saja (asalkan bukan Sang Musuh), engkau bisa dipastikan berhasil menyia-nyiakan hidupnya. Aku selalu tak sanggup menahan tawaku kalau mengingat pengalamanku membelenggu manusia dengan taktik ini. Bagaimana mereka sering merasa nelangsa seperti seekor anjing yang berusaha menggigit ekor pendeknya. Hahahahahhhhh.. Kalau mereka mau merenung sejenak saja, mereka pasti sadar kemana harus mencarinya. Manusia memang memerlukan pemenuhan pada empat unsur kebutuhannya: fisik, mental, sosial, dan rohani. Tetapi pada analisis paling akhir, kebahagiaan tidak lebih dari sebuah kebiasaan hati***. Sesederhana itu. hahaahahahhh..

Tentang pelayanan yang ditawarkan kepadanya, tidak masalah apakah ia menerimanya atau tidak. Itu tergantung kemahiranmu untuk memanfaatkan setiap keadaan demi kejahatan. Kalau dia tidak menerimanya, beri dia rasa bersalah berlebihan karena tidak mau memberi diri bagi Sang Musuh. Jika dia menerimanya, buat dia melayani dengan hati yang bengkok.

Tentang kemajuan kesalehannya, ya ampun. Demi bapa kita yang di bawah! Jangan biarkan dia bangkit dan maju! Aku memperingatkanmu sungguh-sungguh Wormwoooooddd!!!!!! Jangan sampai dia berhasil membentuk hatinya selaras dengan prinsip-prinsip keinginan Sang Musuh. Kalau perlu, keluarkan semua cara yang telah kuajarkan kepadamu untuk mengacaukannya. Cegah dia untuk berdoa bagi orang lain, suatu keahlian yang selama ini bisa kau pertahankan. Eksploitasilah perasaannya terus-menerus untuk marah, menyalahkan, dan merasa tidak berdaya. Jangan biarkan dia secara tulus meminta sang Musuh untuk menguatkannya. Biarkan dia terilusi dengan pikiran bahwa ia sepenuhnya mampu, atau ilusi bahwa dia mustahil untuk melakukan misinya. Ingatlah, Sang Musuh tidak akan berdiam diri tentang hal ini. Bukan tidak mungkin Dia melakukan terobosan besar untuk mendewasakan binatang ternak ini, yang akan dipakai Nya untuk menghancurkan kerajaan kegelapan. Kudengar, dalam dokumen-dokumen busuk yang ditulis oleh manusia bernama Paulus itu, Dia memang berjanji untuk menyayangi, memelihara, dan mendewasakan makhluk bodoh ini sampai sempurna, seperti rancangan yang Dia kehendaki.****

Akan tetapi, jangan percaya pada kebohongan gila yang menjijikkan ini. Bapa kita yang di bawah pasti menang melawanNya, sekalipun belum pernah bisa dibuktikan secara meyakinkan. Bekerjalah dengan sepenuh hati kotormu, keponakanku.. Jangan lupakan kehormatan neraka yang akan engkau terima di atas kepala botakmu yang bertanduk itu, apabila engkau berhasil menggagalkan kehidupan orang ini, sehingga dia tidak bisa berguna efektif bagi Sang Musuh seumur hidupnya. Walaupun engkau tahu, kita tidak akan pernah mungkin bisa lagi merebut rohnya.

Pamanmu yang Setia,

SCREWTAPE

Catatan:

* Buku “The Screwtape Letters” adalah karya penulis Inggris C.S. Lewis. Plot cerita dalam buku tersebut adalah surat-surat yang dikirimkan oleh Screwtape, seekor setan veteran, kepada keponakannya Wormwood yang sedang berdinas di bumi untuk menggoda manusia. Tentu saja plot ini hanyalah sebuah fiksi, roh jahat tidak bisa menghasilkan keturunan diantara mereka.

** Lembang gelombang adalah bagian paling bawah dari sebuah gelombang yang menganalogikan keadaan naik-turunnya emosi manusia (dalam hal ini berarti kesedihan, rasa murung, dsb). Dalam versi surat Screwtape ini, penulis menggambarkan bahwa manusia yang sedang digoda Wormwood adalah seorang yang cenderung berkepribadian pemurung. Pada dasarnya lembang gelombang hanyalah siklus yang normal dari emosi manusia.

*** Bandingkan dengan Filipi 4: 4, Habakuk 3: 17-19

**** Bandingkan dengan Roma 8: 28-30

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun