Materi fotosintesis merupakan materi yang selalu dijumpai pada semua tingkat pendidikan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Hanya saja penempatan materi ini pada setiap tingkatan pendidikan berbeda sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum masing-masing tingkatnya. Pada tingkat SMA sendiri materi fotosintesis sudah lebih kompleks dan detail. Pembahasan materi fotosintesis di SMA tidak hanya terfokus pada pengenalan fotosintesis saja, namun juga sudah membahas mekanisme fotosintesis seperti apa saja yang terlibat dalam proses fotosintesis, berapa jumlah karbondioksida yang dibutuhkan, enzim apa saja yang membantu dalam reaksi gelap atau reaksi terang, serta berapa jumlah energi yang dihasilkan dalam satu siklus fotosintesis.
Masih masih banyak siswa dan guru yang masih menggangap materi fotosintesis adalah materi yang sulit. Hal ini terlihat dari hasil survey yang dilakukan terhadap Guru-Guru Biologi SMA yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi SMA/MA Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan hasil survey, materi fotorespirasi menjadi materi yang paling sulit dijelaskan oleh guru-guru kepada siswa. Pada materi ini juga banyak terjadi miskonsepsi, dimana fotorespirasi masih dianggap bukan sebagai kejadian fotosintesis yang juga dapat menghasilkan energi. Pada faktanya, fotorespirasi Satu jalur metabolik yang mengkonsumsi oksigen, membebaskan C02 tidak menghasilkan ATP dan menurunkan keluaran fotosintesis umumnya terjadi pada hari-hari panas, cerah dan kering ketika stomata menutup dan konsentrasi oksigen dalam daun melebihi konsentrasi karbondioksida (Sumber kutipan fotorespirasi: Pengantar Fisiologi Tumbuhan Universitas Negeri Medan).
Selanjutnya untuk percobaan praktikum fotosintesis masih banyak guru-guru yang menganggap bahwa percobaan Ingenhousz merupakan percobaan reaksi terang dan hanya bisa dilakukan dengan menggunakan tumbuhan air atau Hydrilla sp. Faktanya, reaksi terang dan gelap dalam fotosintesis terjadi pada waktu yang bersamaan. Begitu juga percobaan Ingenhousz merupakan percobaan yang membuktikan bahwa proses fotosintesis dapan mengeluarkan gelembung udara yang diyakini sebagai oksigen.
Berdasarkan hasil survey tersebut, maka sangat perlu dilakukan kegiatan semacam pendalaman materi fotosintesis bagi guru-guru mata pelajaran biologi, khususnya pada tingkat SMA. Sehingga, materi yang didapatkan oleh siswa bisa lebih mendalam dan dapat menganalisis prosesnya sehingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat pada Sabtu, 13 Agustus 2022 yang bertempat di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ulil Albab, Jl. Bosih Raya, Rt.5/Rw.2, Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tema kegiatan yang diusung oleh Program Studi Pendidikan Biologi tahun ini yaitu “Pengembangan Kompetensi Guru dan Siswa SMP/SMA dalam Rangka Implementasi Kurikulum Merdeka”. Kegiatan ini disambut baik oleh pihak sekolah penyelenggara dan juga pihak dinas pendidikan cabang Kabupaten Bekasi.
Hasil dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pemahaman guru-guru terhadap materi fotosintesis, teridentifikasi materi-materi yang sulit untuk diajarkan dalam rangkaian proses fotosintesis, serta didapatkannya informasi kebutuhan guru-guru terhadap pendalaman materi. Hal ini menunjukkan bahwa pendalaman materi tidak hanya dibutuhkan oleh siswa saja, melainkan juga penting bagi guru-guru, karena dengan adanya kegiatan sejenis guru-guru dapat berbagi pengalaman dan juga meng-update materi melalui hasil penelitian terbaru mengenai materi terkait. Sehingga diharapkan kegiatan ini dapat membantu guru dalam mempersiapkan kembali bahan ajar atau media pembelajaran terutama pada materi fotosintesis yang mengikuti riset-riset terbaru, sehingga lebih dapat dipahami secara cepat oleh siswa.
Ringkasan kegiatan lebih lengkap dapat dilihat pada video berikut:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
