 Sejenak berkisah tentang rutinitas menjadi pustakawan, guru honorer dan pengelola Taman Bacaan Masyarakat, dan aktivis organisasi. Kehidupan adalah proses menjalani pilihan rutinitas. Menulis kisah kehidupan menjadi hoby dalam mengabadikan perjalanan hidup. Tangan bertatih diatas keybord, mengapa bertatih? karena jari belum menghafal alamat huruf. Semua itu tidak menjadi alasan untuk jenuh menulis. Tulisanmu masih dibawah standar, menjadi motivasi untuk terus belajar seperti prinsip yang terus menghujah belajar sepanjang hayat.
Rasa tertarik untuk menulis kisah siswa PKL masih terus merayu jemari ini. Sejak tahun 2014 menjalani aktivitas di Perpustakaan Unmul, sudah beberapa kali Siswa PKL berganti. Namun ditahun ini benar-benar tertarik untuk mengabadikan kisah ini pada puisi dan cerpen.Â
PKL berlangsung tiga bulan semenjak November 2024 sampai dengan 31 Januari 2025, keakraban saya dengan siswa PKL 4 Desember 2024 bermula dengan cerita horor di meja makan saat akreditasi UPT. Perpustakaan Universitas Mulawarman yang kini telah berganti penyebutan Unit Penunjang Akademik (UPA).
***
Gagal KempingÂ
Kemping merupakan hobyku saat duduk dibangku SMA. Sore itu langit mendung bersama tarikan gas si burung hantu menuju alamat yang kedua kalinya dikunjungi Rumah Rahen. Menunggu si Deri yang tak kunjung datang hingga menjelang magrib. Karena hal itu hingga kami batal kemping di lokasi yang telah kami survei dua hari sebelumnya. Kamipun kemping di halaman rumah Rahen.
***
Bersambung...
Gospen, 1/2/2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
