Di sela sunyi malam, kutemukan bayangmu,
Tak hilang meski kau sudah jauh,
Seperti embun yang tertinggal di pagi buta,
Kau tetap hidup dalam kenangan yang tak bertepi.
Dulu, kita bagai dua burung yang terbang bersama,
Namun angin waktu memisahkan arah sayap kita,
Kau melesat tinggi ke langit baru,
Sedang aku tersesat dalam bayang-bayang rinduku.
Kau temukan hidup tanpa aku,
Dan aku hanya hampa yang menunggu,
Seperti hujan yang datang tanpa janji,
Aku merindu pada bayangan yang tak pernah kembali.
Ada yang hilang dalam diriku saat kau pergi,
Namun kulihat di matamu, ada cahaya yang tak pernah kutemui.
Kau temukan terang tanpa bayanganku,
Sedang aku terjebak dalam kegelapan yang kubuat sendiri.
Mungkin benar, aku hanya sisa debu di angin,
Tak pernah menjadi apa yang kau butuhkan.
Kini kau melangkah lebih tegap,
Dan aku belajar berjalan tanpa arah.
Kau tinggalkan aku dengan kenangan yang menggigit,
Namun juga dengan pemahaman yang pahit,
Bahwa terkadang cinta adalah melepaskan,
Meski hatiku masih terjerat dalam kisah yang tak lagi bermakna.
Di balik setiap detak jantungku,
Ada bayangmu yang tak pernah pudar,
Namun kutahu, kau lebih bahagia di luar lingkaranku,
Dan itulah luka terbesarku---mencintai tanpa harus memiliki,
Merelakan kau terbang bebas, meski hatiku terkoyak tak terperi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H