"Kenapa, Haci?" potong Hana dengan suara lembut namun penuh kebingungan. "Kenapa kau begitu baik padaku jika kau tidak bisa bersamaku?"
Haci terdiam, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya yang rumit. Ia ingin menjelaskan betapa besar cintanya pada Hana, tetapi juga betapa besar keraguan dan ketakutannya akan membawa mereka ke arah yang salah.
"Hana, aku tahu kau melihat kebaikan yang kulakukan sebagai sesuatu yang kau butuhkan," ujar Haci akhirnya dengan suara rendah. "Aku melakukan semua itu karena aku mencintaimu, tetapi aku juga tahu bahwa aku tidak cukup baik untukmu. Aku tidak ingin membawa kekecewaan atau penderitaan padamu di masa depan."
Air mata Hana semakin sulit ditahan. Ia merasa seperti dunia yang indah yang mereka bangun bersama hancur di hadapannya. "Tapi, Haci... Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku tidak peduli dengan apapun yang mungkin kau pikirkan tidak cukup baik. Aku hanya ingin bersamamu."
Haci menggeleng pelan, lalu mengambil nafas dalam-dalam. "Aku tahu ini egois, tetapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa memberikanmu yang kau butuhkan. Maafkan aku, Hana."
Hana terduduk di tepi danau, menangis dengan getir. Angin malam menerpa rambutnya yang terurai, mencampurkan kepedihan dan kebingungannya. Ia merasakan sakit yang menusuk hatinya, saat ia menyadari bahwa cinta yang begitu dalam dan tulusnya tidak dapat mempertahankan Haci di sisinya.
Haci hanya bisa menatap Hana dengan tatapan penuh penyesalan, sebelum mereka berdua berdiri dan meninggalkan tepi danau, membawa perasaan mereka yang hancur dalam keheningan malam yang semakin gelap.
Setelah itu, Haci dan Hana menjaga jarak satu sama lain. Meskipun mereka masih berada di kampus yang sama, keduanya menjadi seperti dua orang asing yang tidak saling sapa. Setiap kali mereka bertemu, tatapan mereka hanya saling melintas sebentar sebelum kembali berjalan masing-masing.
Hingga suatu hari, Hana memutuskan untuk meninggalkan kampus danau yang pernah menjadi saksi bisu kisah mereka. Haci hanya bisa menatap dari kejauhan, mengenang semua kenangan manis yang pernah mereka bagi, dan meratap atas cinta yang tak pernah mereka wujudkan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H