Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gen Z dan Evolusi Bahasa: Saat Kreativitas Anak Muda Merajai Media Sosial

16 Desember 2024   05:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   05:43 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gen Z menjadi penggerak utama evolusi linguistik khususnya di tahun 2024 (Foto: Pexels)

Generasi Z, atau Gen Z, tak hanya mengubah pola komunikasi, tetapi juga cara kita memahami bahasa. Di tahun 2024, mereka menjadi penggerak utama evolusi linguistik yang tercermin dalam penggunaan slang, singkatan, hingga meme. 

Fenomena ini tidak hanya terjadi secara global tetapi juga terlihat jelas di Indonesia, di mana budaya lokal dan tren digital bercampur menciptakan ekspresi baru yang unik.

Bahasa sebagai Cerminan Zaman

Bahasa selalu berevolusi seiring perkembangan zaman, tetapi peran Gen Z dalam mempercepat perubahan ini sangat signifikan. Di Indonesia, Gen Z memanfaatkan media sosial sebagai wadah utama untuk berkreasi dengan bahasa.

Fenomena seperti istilah "santuy" (santai), "mabar" (main bareng), atau istilah unik seperti "gabut" (jenuh, bosan, malas) menjadi contoh bagaimana bahasa baru muncul dan menyebar dengan cepat.

Tren ini juga didukung oleh platform seperti TikTok dan Instagram yang mempercepat viralitas istilah-istilah baru. Dengan audiens muda yang aktif dan kreatif, media sosial menjadi ladang subur bagi inovasi bahasa.

Di sisi lain, budaya lokal tetap menjadi inspirasi, seperti penggunaan istilah Betawi, Jawa, atau bahasa daerah lainnya yang dipadukan dengan kosakata modern.

Konteks Indonesia: Kekuatan Budaya Pop Lokal

Indonesia, dengan keanekaragaman budayanya, memberikan warna unik pada cara Gen Z memodifikasi bahasa. Di tengah arus globalisasi, istilah asing seperti "vibe" atau "savage" sering kali dicampur dengan bahasa Indonesia, menghasilkan kombinasi unik seperti "vibenya asik banget" atau "savage abis". Ini mencerminkan sifat adaptif Gen Z yang mampu menggabungkan elemen global dan lokal.

Lebih dari itu, popularitas konten kreator lokal juga berperan besar. Influencer seperti Awkarin, Jerome Polin, dan konten meme lokal kerap menjadi pusat penyebaran istilah baru. Misalnya, istilah seperti "pap TT" (post a picture to prove it) menjadi tren setelah sering digunakan di komentar media sosial.

Dampak Positif dan Tantangan

Perubahan bahasa yang dibawa Gen Z membawa beberapa dampak positif, antara lain:

1. Kreativitas Berbahasa

Gen Z menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menciptakan kata atau frasa baru yang relevan dengan konteks zaman.


2. Identitas Kolektif

Bahasa baru menjadi simbol identitas bagi komunitas mereka, menciptakan rasa kebersamaan di tengah era digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun