Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Cancel Culture, antara Manfaat dan Tantangannya di Era Digital

7 Desember 2024   07:50 Diperbarui: 11 Desember 2024   15:08 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cancel culture menjadi fenomenal di era digital dan memiliki manfaat dan Tantangannya (Sumber gambar: Tracy Le Blanc/Pexels)

Cancel culture menjadi fenomena yang tak terpisahkan dari dunia digital masa kini. Dengan kekuatan media sosial, masyarakat memiliki kemampuan untuk mengecam dan memboikot seseorang atau institusi karena tindakan atau pernyataan yang dianggap kontroversial. Namun, di balik efeknya yang signifikan, cancel culture menimbulkan manfaat sekaligus tantangan yang perlu dicermati.

Apa Itu Cancel Culture?

Cancel culture merujuk pada tindakan masyarakat untuk memboikot figur publik atau institusi setelah mereka melakukan sesuatu yang dianggap salah atau tidak etis.

Konsep ini sering digunakan sebagai bentuk akuntabilitas sosial, di mana pelaku dianggap harus bertanggung jawab atas tindakannya. Melalui platform media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook, cancel culture berkembang pesat, terutama di kalangan generasi muda.

Manfaat Cancel Culture

Cancel culture membawa beberapa manfaat yang dapat dianggap sebagai bentuk evolusi dalam tata sosial:

1. Mendorong Akuntabilitas

Cancel culture memungkinkan masyarakat untuk menuntut tanggung jawab dari figur publik, selebriti, atau institusi. Dengan begitu, tindakan tidak etis seperti pelecehan, rasisme, atau korupsi tidak dapat lagi disembunyikan.

2. Memberikan Suara pada Kelompok Marginal

Media sosial menjadi alat bagi kelompok yang sebelumnya kurang didengar untuk mengungkapkan pandangan mereka. Cancel culture membantu menyuarakan isu-isu penting seperti kesetaraan gender, keadilan sosial, dan hak asasi manusia.

3. Mengubah Norma Sosial

Cancel culture dapat mendorong perubahan positif dalam norma sosial. Misalnya, isu pelecehan seksual dan body shaming semakin banyak dibahas dan mendapat perhatian publik karena adanya fenomena ini.

4. Peningkatan Kesadaran

Banyak kasus yang terangkat ke permukaan melalui cancel culture, membuka mata masyarakat terhadap isu-isu yang sebelumnya diabaikan. Hal ini memberikan peluang edukasi yang lebih luas.

Tantangan Cancel Culture

Namun, fenomena ini juga memiliki berbagai tantangan yang dapat memicu dampak negatif:

1. Kurangnya Proses yang Adil

Cancel culture sering kali terjadi secara impulsif tanpa memberi kesempatan bagi pihak yang dituduh untuk menjelaskan atau membela diri. Proses ini dapat berujung pada penghukuman sosial yang tidak adil.

2. Efek Over-Canceling

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun