Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Bagaimana Mengatasi Pengabaian Emosional di Masa Kecil

13 November 2024   12:51 Diperbarui: 13 November 2024   12:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman masa kecil berperan besar dalam membentuk siapa kita di masa dewasa. Bagi banyak orang, pengabaian emosional saat kecil bisa membekas, meskipun mungkin tidak terlihat di permukaan. Luka ini dikenal sebagai "neglect wound", yaitu dampak dari kebutuhan emosional yang diabaikan.

Dalam banyak kasus, luka ini membuat seseorang merasa tidak diterima atau dihargai, bahkan saat kondisi di luar terlihat baik-baik saja. Tanpa disadari, luka pengabaian ini bisa memengaruhi cara kita menjalani hidup, mulai dari hubungan dengan diri sendiri hingga interaksi dengan orang lain.

Artikel ini akan membahas lima dampak dari luka pengabaian emosional di masa kecil yang mungkin sering diabaikan serta beberapa langkah sederhana untuk mulai menyembuhkan diri.

1. Kesulitan Mengungkapkan Perasaan

Salah satu dampak umum dari luka pengabaian emosional adalah ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan. Saat anak-anak tidak diberi ruang untuk mengekspresikan emosi mereka, mereka bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang merasa tidak nyaman mengungkapkan perasaan atau bahkan tidak tahu bagaimana melakukannya. Perasaan-perasaan ini akhirnya menumpuk dan menyebabkan stres atau depresi.

Langkah awal untuk mengatasi hal ini adalah belajar mengenali dan menerima emosi yang muncul. Menulis jurnal harian bisa membantu menguraikan perasaan yang selama ini tersimpan. Jika merasa siap, bicarakan emosi tersebut kepada orang terpercaya atau melalui konseling.

2. Sulit Percaya pada Orang Lain

Pengalaman masa kecil yang diabaikan bisa membuat seseorang merasa sulit untuk percaya pada orang lain. Mereka bisa merasa tidak yakin bahwa orang lain akan ada untuk mereka. Ini bisa menjadi penghalang dalam hubungan romantis maupun pertemanan.

Latihan mempercayai orang lain bisa dimulai secara bertahap. Cobalah untuk memulai dari hubungan-hubungan kecil dan pastikan orang tersebut bisa dipercaya.

Melibatkan diri dalam komunitas atau kelompok dukungan juga bisa membantu, karena lingkungan seperti ini sering kali lebih aman untuk berekspresi.

3. Merasa Tidak Layak Dicintai

Luka pengabaian sering kali membuat seseorang merasa bahwa mereka tidak layak dicintai atau dihargai. Perasaan ini dapat menciptakan rendah diri dan keraguan pada diri sendiri.

Seseorang mungkin merasa harus terus-menerus berusaha keras agar orang lain menyukainya, tanpa benar-benar percaya bahwa mereka layak diterima apa adanya.

Cobalah untuk fokus pada hal-hal positif dalam diri dan jangan ragu untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri. Berlatih memberi afirmasi positif kepada diri sendiri dan menjaga pola pikir yang sehat dapat membantu memperkuat rasa cinta terhadap diri.

4. Mudah Cemas dan Selalu Bersiap Menghadapi Penolakan

Banyak yang mengalami kecemasan atau ketakutan akan penolakan sebagai dampak dari neglect wound. Pengabaian di masa kecil bisa menyebabkan seseorang mengembangkan mekanisme perlindungan diri yang berlebihan, selalu bersiap menghadapi yang terburuk dan menghindari situasi yang mungkin membuat mereka terluka.

Penting untuk mengelola kecemasan ini dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam. Selain itu, berlatih menerima bahwa penolakan adalah bagian normal dari kehidupan dan tidak selalu mencerminkan ketidaklayakan diri bisa sangat membantu.

5. Sulit Menetapkan Batasan yang Sehat

Orang yang mengalami pengabaian emosional di masa kecil sering kali merasa sulit menetapkan batasan yang sehat. Mereka mungkin takut mengecewakan orang lain dan cenderung membiarkan orang lain melangkahi batas yang mereka inginkan. Ini bisa menyebabkan rasa lelah atau stres yang berkelanjutan.

Mulailah dengan memahami bahwa menetapkan batasan bukanlah tindakan egois. Batasan membantu kita menjaga keseimbangan diri dan menghargai diri sendiri. Latihan untuk mengatakan “tidak” pada hal-hal yang membuat tidak nyaman secara bertahap bisa meningkatkan kemampuan menetapkan batasan yang lebih tegas.

Memulai Proses Penyembuhan

Memahami dampak luka pengabaian emosional adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Menyadari pola perilaku negatif yang muncul akibat pengalaman masa kecil bisa membantu kita mengambil alih kendali atas emosi dan hubungan di masa sekarang.

Jika merasa kesulitan mengatasi semua ini sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari terapis. Terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi berbasis trauma, bisa membantu menggali akar dari luka emosional dan memberikan teknik untuk mengatasinya.

Kesimpulan:

Luka pengabaian emosional di masa kecil bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun dampaknya bisa bertahan hingga dewasa, dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, luka ini bisa diatasi.

Beri diri sendiri kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan menemukan cara baru dalam membangun kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna.

Dengan begitu, trauma pengalaman masa kecil tersebut tidak lagi menjadi hambatan, tetapi batu loncatan untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat dan harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun