Di tengah perkembangan zaman yang pesat, penting bagi generasi muda Indonesia untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan bijak dalam menentukan pilihan, termasuk dalam memilih pemimpin. Pilkada 2024 yang akan berlangsung tidak lama lagi adalah momentum yang tepat bagi kita untuk membiasakan diri berpikir secara filosofis.
Dengan memahami prinsip-prinsip filsafat, generasi muda diharapkan dapat menggunakan logika, mempertimbangkan dampak jangka panjang, dan tidak terbawa oleh emosi sesaat saat memutuskan.
Namun, mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya: mengapa filsafat? Mengapa filsafat penting untuk dipelajari oleh generasi pemuda, terutama dalam kaitannya dengan pemilu?
1. Filsafat sebagai Alat untuk Berpikir Kritis
Filsafat mengajarkan kita untuk mempertanyakan, menganalisis, dan memahami konsep-konsep mendasar tentang kehidupan dan makna dari berbagai keputusan.
Dengan belajar filsafat, kita dilatih untuk melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Saat menghadapi berbagai pilihan kandidat, kemampuan berpikir kritis yang ditawarkan filsafat memungkinkan kita untuk lebih memahami latar belakang, program, dan visi calon pemimpin, bukan hanya pada permukaan.
Pemikiran yang kritis membuat kita dapat menyaring informasi dengan cerdas, termasuk dari media sosial yang sering kali bias atau manipulatif. Dalam konteks Pilkada 2024, berpikir kritis akan membantu generasi muda untuk mengidentifikasi mana informasi yang fakta dan mana yang hanya sekedar janji manis.
2. Membantu Mempertimbangkan Dampak Jangka Panjang
Generasi muda akan menjadi saksi dan penerus dari dampak kebijakan pemimpin yang terpilih. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memilih pemimpin yang memiliki visi dan misi jangka panjang. Filsafat mengajarkan kita untuk mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan yang kita buat.
Dengan berpikir jangka panjang, kita dapat lebih kritis dalam menilai program kerja para calon pemimpin. Apakah program yang mereka tawarkan hanya menguntungkan dalam jangka pendek? Atau, apakah program-program tersebut akan memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dalam waktu yang lama? Â
Dengan pemikiran yang filosofis, generasi muda dapat mengevaluasi pilihan mereka dan memilih pemimpin yang berorientasi pada keberlanjutan dan kemajuan Indonesia.
3. Mengurangi Sikap Emosional dalam Pengambilan Keputusan
Sering kali, kita melihat kampanye politik yang dibumbui emosi dan drama, baik melalui media maupun media sosial. Filsafat mengajarkan kita untuk menjaga jarak dari emosi ketika mengambil keputusan, dan lebih mengandalkan logika dan pemahaman yang mendalam.