Pemerintahan Prabowo Subianto menempatkan swasembada energi sebagai salah satu prioritas utama dalam kebijakan nasional. Dalam situasi global yang tidak menentu dan kebutuhan energi yang semakin meningkat, langkah ini menjadi vital bagi stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.Â
Namun, mewujudkan swasembada energi bukanlah tugas mudah. Pemerintah dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga kebutuhan investasi yang besar di sektor energi terbarukan.Â
Artikel ini akan membahas bagaimana pemerintah Prabowo berencana mencapai swasembada energi, tantangan yang harus dihadapi, dan langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mencapai target ambisius ini.
Swasembada Energi: Prioritas Strategis untuk Kemandirian Nasional
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya energi yang melimpah, dari batu bara, gas alam, hingga potensi energi terbarukan seperti angin, surya, dan panas bumi. Pemerintahan Prabowo memahami bahwa untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada impor energi, swasembada energi harus menjadi tujuan nasional.Â
Menurut Prabowo, swasembada energi tidak hanya tentang memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga mengurangi risiko ekonomi akibat fluktuasi harga minyak global serta menekan defisit neraca perdagangan akibat impor energi.
Strategi Pemerintahan Prabowo untuk Mewujudkan Swasembada Energi
1. Pengembangan Energi Terbarukan
Pemerintahan Prabowo berkomitmen untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Targetnya adalah mencapai minimal 23% energi terbarukan pada tahun 2025. Untuk itu, pemerintah akan mempercepat pengembangan energi surya, angin, dan geothermal, terutama di daerah-daerah dengan potensi tinggi seperti Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
2. Mendorong Penggunaan Energi Gas Domestik
Indonesia memiliki cadangan gas alam yang besar, namun sebagian besar di antaranya diekspor. Pemerintah berencana untuk memaksimalkan pemanfaatan gas domestik, termasuk pembangunan jaringan distribusi gas nasional untuk menjangkau lebih banyak wilayah dan industri dalam negeri.
3. Optimalisasi Sumber Daya Batubara