Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Kunci Pentingnya Membangun Kondisi Bahagia di Tempat Kerja

4 November 2024   06:10 Diperbarui: 4 November 2024   07:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah meningkatnya kesadaran tentang kesehatan mental, lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan menjadi prioritas bagi banyak perusahaan. Kebahagiaan di tempat kerja bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjadi faktor utama dalam mempertahankan karyawan.

Namun, apa sebenarnya yang membuat suatu tempat kerja dianggap bahagia oleh para pekerjanya? Dan bagaimana perusahaan dapat membangun budaya kerja yang mendukung kesejahteraan mental?

Dalam tulisan ini akan mengupas lima rahasia yang membentuk tempat kerja bahagia---dari membangun budaya yang inklusif hingga mendukung keseimbangan kerja dan hidup (work-life balance). Setiap elemen ini memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

1. Budaya Kerja yang Inklusif dan Terbuka

Budaya inklusif mendorong karyawan untuk merasa diterima dan dihargai, apa pun latar belakang atau perbedaan mereka. 

Menurut penelitian McKinsey, perusahaan yang mendorong keberagaman dan inklusivitas di tempat kerja mengalami peningkatan produktivitas dan keterlibatan karyawan. 

Di lingkungan yang inklusif, karyawan merasa aman untuk berbagi ide, tidak takut untuk berbeda pendapat, dan lebih nyaman untuk mengekspresikan diri.

Untuk itu perusahaan bisa mengadakan pelatihan tentang keberagaman, membuka forum diskusi, dan memberikan ruang bagi karyawan untuk menyampaikan ide tanpa rasa takut.

2. Dukungan untuk Work-Life Balance

Work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting bagi kesehatan mental karyawan. 

Lingkungan kerja yang menghargai waktu istirahat, liburan, dan fleksibilitas jadwal memungkinkan karyawan untuk bekerja dengan lebih fokus dan minim stres. 

Berdasarkan survei oleh Deloitte, sekitar 80% karyawan Gen Z menyebut work-life balance sebagai faktor utama dalam memilih pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun