Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengatasi Mesin Mobil yang Overheat: Panduan untuk Situasi Darurat

27 Oktober 2024   16:38 Diperbarui: 27 Oktober 2024   16:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mesin mobil yang mengalami overheat merupakan masalah umum yang berpotensi merusak komponen kendaraan serta meningkatkan risiko kecelakaan. Overheat terjadi ketika sistem pendingin mesin tidak mampu menurunkan suhu ke tingkat yang aman, mengakibatkan peningkatan suhu di atas batas operasional yang direkomendasikan oleh pabrikan. Artikel ini memaparkan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kondisi mesin overheat secara ilmiah.

1. Pengurangan Beban Mesin: Matikan AC

Overheat kerap terjadi ketika mesin bekerja terlalu keras atau ketika sistem pendingin tidak berfungsi optimal. Langkah pertama untuk meringankan beban pada mesin adalah dengan mematikan AC dan semua perangkat elektronik lainnya.

Menurut penelitian, AC menambah beban hingga 5-10% pada mesin mobil yang dapat mempercepat kenaikan suhu (Smith & Roberts, 2021). Pengurangan beban ini membantu mencegah peningkatan panas lebih lanjut.

2. Menghentikan Kendaraan di Tempat Aman

Menghentikan kendaraan adalah langkah yang diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada mesin. Mengacu pada instruksi keselamatan berkendara, disarankan untuk memilih tempat aman di sisi jalan dengan memastikan tidak mengganggu lalu lintas (Doe & White, 2020).

Dalam kondisi overheat, memaksakan mobil terus berjalan akan meningkatkan risiko kerusakan pada komponen mesin, seperti silinder dan kepala mesin.

3. Menurunkan Suhu dengan Mengaktifkan Mesin pada Kecepatan Rendah

Setelah kendaraan berhenti, biarkan mesin menyala pada putaran rendah tanpa mengaktifkan AC atau perangkat listrik lainnya. Prosedur ini bertujuan menjaga sirkulasi cairan pendingin dalam radiator serta mempertahankan operasi kipas pendingin, yang esensial dalam mendinginkan mesin (Jones et al., 2019).

4. Pemeriksaan Kondisi Radiator dan Cairan Pendingin

Radiator berfungsi sebagai alat utama dalam sistem pendinginan, sehingga perawatan dan pemeriksaan cairan pendingin sangat diperlukan. Ketika mesin sudah sedikit dingin, pengguna dapat membuka kap untuk memeriksa level cairan di dalam tangki ekspansi.

Penting untuk tidak membuka tutup radiator saat mesin masih panas, sebab tekanan dalam radiator dapat mengakibatkan percikan cairan yang berpotensi membakar kulit (Brown, 2018).

5. Verifikasi Kinerja Kipas Radiator

Penelitian menunjukkan bahwa kipas radiator memainkan peran krusial dalam mendinginkan mesin, terutama ketika mobil dalam kondisi berhenti atau berjalan pelan (Hernandez & Wang, 2021). Apabila kipas radiator tidak berfungsi, terdapat kemungkinan kerusakan pada sensor atau motor kipas. Mengidentifikasi masalah pada komponen ini dapat membantu memperbaiki mesin dengan lebih tepat.

6. Penggunaan Air Sebagai Solusi Sementara

Jika cairan pendingin tidak tersedia, penambahan air biasa di radiator dapat menjadi alternatif sementara dalam situasi darurat. Meskipun efektif dalam menurunkan suhu, penggunaan air sebaiknya tidak berlangsung lama karena tidak mengandung zat aditif antikorosi dan antikarat yang dimiliki cairan pendingin. Oleh karena itu, air harus segera diganti dengan cairan pendingin sesampainya di tempat tujuan untuk menjaga keawetan mesin (Lee & Kim, 2020).

7. Persiapan untuk Mencegah Overheat Kembali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun