Cara menghindari:
- Pertahankan topik pembicaraan pada pengalaman atau perasaan lawan bicara, bukan pada diri Anda.
- Tanyakan pertanyaan terbuka yang membuat lawan bicara merasa diundang untuk berbicara lebih banyak tentang dirinya.
- Jika ingin berbagi pengalaman pribadi, pastikan itu relevan dan memberi manfaat bagi percakapan, bukan sekadar untuk menonjolkan diri.
3. Tunjukkan Empati
Empati adalah kunci dalam menjadi lawan bicara yang baik. Empati memungkinkan Anda untuk memahami apa yang orang lain rasakan dan berpikir, serta memberikan respons yang sesuai. Saat berbicara dengan seseorang, cobalah untuk berempati dengan situasi mereka, bahkan jika Anda tidak sepenuhnya setuju atau tidak memiliki pengalaman serupa.
Empati bisa diwujudkan dengan:
- Mendengarkan tanpa menghakimi, dan tidak mencoba memberikan solusi jika tidak diminta.
-Mengakui perasaan lawan bicara dengan mengatakan, misalnya, "Saya bisa membayangkan betapa sulitnya situasi ini bagi kamu."
- Menunjukkan rasa peduli dengan menanyakan keadaan mereka atau menawari dukungan.
4. Berikan Ruang untuk Berbagi
Percakapan yang menyenangkan adalah percakapan yang berimbang. Tidak hanya satu pihak yang berbicara tanpa henti, tetapi kedua belah pihak diberikan ruang untuk berbagi pendapat dan ide. Salah satu tanda seseorang egois dalam percakapan adalah ketika mereka memonopoli pembicaraan, sehingga lawan bicara tidak memiliki kesempatan untuk berbicara.
Untuk menjadi lawan bicara yang lebih inklusif: