Pemerintah di beberapa negara telah meluncurkan program makan bergizi gratis, terutama di sekolah-sekolah, sebagai langkah untuk memerangi malnutrisi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia sendiri program makan siang gratis dalam hal ini telah dirubah nama menjadi makan bergizi gratis menjadi salahsatu program utama Pemerintahan Prabowo Gibran.Â
Namun kebijakan seperti ini kerap menjadi sorotan pro kontra karena dianggap sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan stunting dan kurang gizi pada anak-anak. Namun, disisi lain muncul sebuah pertanyaan yang menarik: Apakah kebijakan makan bergizi gratis dapat mematikan daya kritis masyarakat?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat dari beberapa sudut pandang, termasuk dampak dari program tersebut terhadap pola pikir, kebiasaan, dan kemampuan masyarakat untuk berpikir kritis dalam konteks sosial dan ekonomi.Â
Artikel ini akan membahas secara mendalam apakah program semacam ini berpotensi mengurangi daya kritis masyarakat atau justru mendukung pengembangan pola pikir yang lebih sehat dan kritis.
1. Manfaat Kebijakan Makan Bergizi Gratis
Sebelum kita masuk ke dalam potensi negatif, penting untuk memahami manfaat nyata dari kebijakan makan bergizi gratis. Program semacam ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.Â
Menurut berbagai penelitian, konsumsi makanan bergizi sangat berkaitan dengan perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak-anak, yang pada akhirnya mendukung proses pembelajaran di sekolah.Â
Anak-anak yang mendapatkan makanan bergizi lebih mampu berkonsentrasi, memiliki tingkat energi yang lebih tinggi, dan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit.
Di negara-negara seperti Inggris dan Finlandia, program makan gratis di sekolah terbukti meningkatkan kehadiran siswa dan prestasi akademis.Â
Penelitian di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah yang mendapatkan makan siang gratis lebih mampu mencapai hasil akademis yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak .
2. Kritik: Apakah Kebijakan Ini akan Menurunkan Daya Kritis?
Namun, kebijakan makan bergizi gratis juga mendapat kritik. Beberapa kalangan menyatakan bahwa kebijakan semacam ini, jika tidak dikombinasikan dengan edukasi yang tepat, dapat membuat masyarakat menjadi pasif dan bergantung pada bantuan pemerintah.Â