Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hari Santri: Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan Hadapi Tantangan

21 Oktober 2024   18:31 Diperbarui: 22 Oktober 2024   07:18 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, pada peringatan di Tahun 2024 ini mengusung tema "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan," yang mengajak seluruh santri dan masyarakat Indonesia untuk mengenang dan meneruskan semangat juang para pendahulu dalam menghadapi tantangan masa depan. 

Tema ini bukan hanya sekadar slogan, melainkan panggilan untuk merefleksikan nilai-nilai yang diwariskan ulama dan santri terdahulu, serta mengadaptasinya dalam konteks dinamika modernisasi yang penuh dengan tantangan perubahan.

Mengapa Tema Ini Penting untuk Santri Khususnya Generasi Muda?

Di era digital dan globalisasi, generasi muda, khususnya para santri, dihadapkan pada tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

Kemajuan teknologi dan perubahan sosial mengharuskan generasi muda untuk memiliki pemikiran yang adaptif dan fleksibel, namun tetap berpegang teguh pada prinsip dan nilai keagamaan serta kebangsaan.

Generasi santri saat ini tidak hanya dituntut menguasai ilmu agama, tetapi juga mengembangkan kemampuan di bidang teknologi, sains, ekonomi, dan sosial. 

Mereka perlu memahami bahwa perjuangan di era sekarang mungkin berbeda bentuk, tetapi semangatnya tetap sama: membawa kebaikan bagi sesama, membangun bangsa, dan berkontribusi untuk dunia yang lebih baik.

Nilai-Nilai Perjuangan dalam Konteks Masa Kini

1. Semangat Gotong Royong dan Kolaborasi  

Di masa lampau, perjuangan para santri dilakukan bersama-sama dalam bentuk fisik melawan penjajah. Namun, saat ini, gotong royong dapat diterapkan dalam bentuk kolaborasi di dunia digital dan kerja sama lintas bidang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun