Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Membedah Elektabilitas Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan di Pilgub Jabar

16 Oktober 2024   16:19 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:09 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon Gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan (sumber gambar: detik.com)

Pemilih muda di Jawa Barat menjadi segmen yang penting dan menentukan dalam Pilkada. Namun, meski memiliki gaya komunikasi yang unik, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan belum sepenuhnya berhasil menjangkau generasi milenial dan Gen Z, yang cenderung menginginkan sosok pemimpin modern dengan isu-isu yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti teknologi, pekerjaan, dan gaya hidup.

Jika tidak segera mengadopsi pendekatan yang lebih digital dan modern dalam kampanyenya, pasangan ini berpotensi kehilangan dukungan dari pemilih muda yang semakin kritis dan memiliki preferensi berbeda dibandingkan pemilih konvensional.

3. Kompetisi Internal dan Ketergantungan pada Koalisi Partai

Meskipun koalisi politik yang kuat bisa menjadi keunggulan, ketergantungan yang terlalu besar pada partai juga bisa menjadi kelemahan. Koalisi yang luas rentan terhadap perpecahan internal dan perbedaan kepentingan. Jika tidak dikelola dengan baik, perpecahan di tubuh koalisi bisa mengganggu mesin politik dan strategi kampanye pasangan ini.

Selain itu, ketergantungan pada dukungan partai juga bisa membatasi manuver politik pasangan ini. Mereka harus memastikan bahwa setiap keputusan politik tidak bertentangan dengan kepentingan partai pendukung agar tidak kehilangan dukungan dan soliditas di lapangan.

4. Tantangan Isu Lingkungan dan Infrastruktur

Sebagai wilayah yang menghadapi tantangan besar dalam hal lingkungan dan infrastruktur, masyarakat Jawa Barat semakin kritis terhadap isu-isu tersebut. Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan perlu memberikan solusi konkret dan komitmen nyata terkait pengelolaan lingkungan, banjir, serta kemacetan yang sering menjadi masalah di kota-kota besar seperti Bandung dan sekitarnya.

Tanpa program yang jelas dan terukur, pemilih bisa merasa skeptis dan menganggap kampanye pasangan ini tidak lebih dari janji politik belaka. Kompetitor politik juga dapat memanfaatkan kelemahan ini untuk mempertanyakan kredibilitas dan keseriusan pasangan ini dalam menangani isu yang penting bagi pemilih.

Strategi untuk Mengatasi Kelemahan

Untuk menghadapi tantangan dan kelemahan yang ada, pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan perlu melakukan beberapa langkah strategis:

1. Memperkuat Pencitraan Positif dan Menjawab Kritik dengan Program Nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun