Dalam konteks politik Indonesia, penggunaan figur publik yang telah dikenal luas sering kali menjadi strategi kunci dalam kampanye. Salah satu contoh menarik adalah Rano Karno, yang dikenal sebagai Si Doel, yang kini terjun ke dunia politik mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Politisi PDIP Pramono Anung sebagai calon Gubernur.
Pada Tanggal 22 September 2024 KPU telah menetapkan beberapa pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta 2024. Diantaranya politisi PDIPÂ Pramono Anung sebagai Calon Gubernur dan Rano Karno "si Doel" sebagai calon Wakil Gubernur. Penambahan "label" si Doel dalam Nama Rano Karno sebelumnya telah melalui klarifikasi KPU dan hasil keputusan pengadilan jakarta
Keberadaan Rano Karno sebagai Calon Wakil Gubernur dalam Pilkada Jakarta dengan label "Si Doel" dapat memunculkan berbagai dampak politik dan strategi kampanye yang bisa diandalkan pada pasangan ini
Pengaruh Label Si Doel
1. Daya Tarik Emosional:
Karakter Si Doel telah menjadi simbol nostalgia bagi banyak warga Jakarta, terutama generasi yang tumbuh pada era 1990-an. Menggunakan label ini dalam kampanye dapat menciptakan kedekatan emosional dengan pemilih, meningkatkan kemungkinan dukungan.
2. Pengenalan yang Luas:
Rano Karno memiliki basis penggemar yang solid. Masyarakat yang mengenalinya dari layar kaca cenderung lebih mudah menerima pesan politiknya. Hal ini mempermudah sosialisasi program dan visi misi kampanye.
3. Branding yang Kuat:
Dengan membawa label Si Doel, Rano Karno dapat memposisikan dirinya sebagai sosok yang relatable dan dekat dengan rakyat. Branding ini bisa menjadi pembeda dibandingkan calon lain yang mungkin lebih fokus pada aspek formalitas politik.