Akhir akhir ini berita terkait pemilu 2024 merajalela, buka hanya di media elektronik saja, hampir di setiap platform media sosial pun bertebaran informasi dan berita seputar pemilu termasuk pilpres 2024.Â
Rasanya untuk menghindar dari berita terkait sangat susah, bahkan mungkin banyak orang yang merasa terganggu dengan riuhnya perhelatan pesta demokrasi tersebut
Seminggu lalu saya diajak semobil dengan teman teman saya untuk datang ke sebuah undangan. Di sepanjang perjalanan salahsatu teman saya banyak bercerita seputar dinamika pilpres 2024.Â
Dulu ia sangat  fanatic dengan salahsatu calon presiden di pemilu periode lalu, dan sampai kemudian akhirnya menjadi presiden terpilih.Â
Dan dia sangat getol bela setiap kebijakannya. Dan saya tau dia fanatic karena saya suka perhatikan di media sosialnya yang selalu mendukungnya
Namun di perhelatan pilpres 2024, teman saya memilih untuk mundur mengidolakannya, dan sekarang dia milih berhijrah ke paslon pilpres lain, dia sangat kecewa, karena menurutnya idolanya kini sudah berubah karakter  dari sebelumnya dan tidak seperti apa yang ia harapkan
Sikap fanatisme seperti itu memang wajar dan itu adalah hak setiap orang untuk menentukan hak pilihnya.Â
Namun ada yang harus diwaspadai apakah perasaan tersebut berdampak terhadap seseorang sehingga mengakibatkan gangguan mental yang berkepanjangan yang disebut Election Stress Disorder
Mengenal Election Stress Disorder
Dikutip dari beberapa sumber election stress disorder atau gangguan stress pemilu mulai dikenal sejak tahun 2016 lalu, ketika berlangsungnya Pemilu Amerika Serikat.Â