Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penyuka kopi penikmat literasi // Scribo Ergo Sum // Instagram: @kangnanang.ah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Pengemis Tua dan Dahsyatnya Kekuatan Kata

20 Oktober 2023   22:23 Diperbarui: 20 Oktober 2023   22:25 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tunawisma (Sumber: Pexels)

Suatu hari pengemis tua berada di trotoar jalan ditemani sebuah kaleng kosong dan kertas karton lusuh bertuliskan "saya tidak bisa melihat, tolonglah".

Beberapa pejalan kaki mulai memasukan uang koin kedalam kaleng kosong disampingnya. 

Namun setelah menunggu beberapa jam, pengemis tua mulai gelisah karena kaleng koinnya baru terisi hanya beberapa koin saja

Hari mulai terasa panas, keringatpun bercucuran membasahi kulit wajahnya yang keriput. 

Tidak lama kemudian datanglah seorang wanita muda merogoh saku celananya mengambil uang koin dan melemparkannya kedalam kaleng

Namun sebelum meninggalkan pengemis tua itu, wanita muda tersebut termenung sebentar, sambil melihat tulisan di karton tersebut. 

Terlihat dia bergumam lalu bergegas mengambil karton tersebut lalu merubah tulisannya. Setelah itu dia pergi meninggalkan pengemis tua tersebut

Tidak lama berselang setelah kepergian wanita muda tersebut, pengemis tua tunanetra tersebut merasa ada yang aneh  dengan apa yang sedang terjadi. 

Dia merasakan yang bederma lebih banyak dari sebelumnya, bahkan kaleng tempat uang koin tersebut sudah tidak mampu menampung uang recehan tersebut. Dia mulai curiga dengan apa yang telah dilakukan wanita muda sebelumnya, namun  sayangnya belum sempat ditanyakan kepada wanita muda tersebut

Hari besoknya masih ditempat yang sama pengemis tua seperti biasa bersila ditrotoar jalan ditemani kaleng dan kertas karton yang selalu setia menemaninya. Dia masih penasaran dengan apa yang telah terjadi kemarin

Sama seperti halnya kemarin,  hari itu kaleng pun sudah mulai cepat terisi dengan beberapa koin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun