Mengapa angka literasi di Indonesia rendah? Menurut Chairil Andini, dosen Universitas Indonesia, rendahnya angka literasi di Indonesia setidaknya disebabkan oleh empat faktor, yang pertama adalah gizi buruk. Indonesia masih jauh dari mencukupi, yang kedua  infrastruktur pendidikan Indonesia masih  jauh dari negara-negara seperti Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam dan yang terakhir, minat membaca yang kurang, menurut Chairil, paksaan untuk membaca buku menghilang setelah kemerdekaan. Hal ini berdampak pada rendahnya kegiatan membaca di Indonesia, namun ada solusi untuk meningkatkan literasi di Indonesia, salah satunya dengan mengembalikan kurikulum wajib membaca untuk meningkatkan minat baca.Â
Jika dikaitkan dengan rendahnya minat baca hingga tahun 2015, jumlah penonton televisi justru meningkat berbanding terbalik dengan pembaca koran. Pembaca koran pada tahun 2015 merupakan yang terendah dari data BPS sejak tahun 1984. Apakah minat baca masyarakat Indonesia memang rendah atau ketersediaan buku sulit?Â
Peneliti Lukman Solihir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mempertimbangkan pembongkaran rekonstruksi sekolah  baru mengisi sekitar 60 persen dari seluruh sekolah di Indonesia, tetapi hanya 20 persen perpustakaan  yang layak, meskipun pemerintah menaikkan biaya operasional sekolah dari 5 persen menjadi 20 persen untuk mengembangkan perpustakaan, tetapi dana habis untuk membeli buku pelajaran. berpengaruh terhadap minat baca, karena anak bisa bosan membaca buku yang sama. Kedua perpustakaan desa juga tidak lebih baik. Itu hanya mencakup 30 persen.
Jadi, jangan malas untuk membaca ya sobat. Karena buku adalah jendela dunia di mana kita bisa melihat isi dunia tanpa melakukan perjalanan, hanya cukup membaca sebuah halaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H