Mohon tunggu...
Nahar Frakasiwi
Nahar Frakasiwi Mohon Tunggu... Lainnya - absorb the feeling, i learn to fly

Hanya pemuda yang mencari hiburan terkait karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ceklis Harian

4 April 2021   03:01 Diperbarui: 4 April 2021   05:57 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mencari rizki, melengkapi centang harian
Lama sudah kudengarkan mesin
Ketika kebisingan lain telah bisa bersahabat di telinga
Ku anggap sudah sebagai bebunyian dendang notasi indah
Awal ku terima segala hal baru
Terasa memang sangat mengganggu meski meriah
Namun ku terima saja, seraya menatap cermin melihat bayang sederhana
Sadar keharusan kuharus mengenali apa yang belum kutahu
Kuyakini, lambat laun semua kelak menjadi teman-teman yang setia

Terkadang, memang tidak jarang kepatuhan teruji
Senang miliki banyak celah waktu luang
Kiranya riang bila sedikit saja aku rebahkan penat sejenak di ranjang
Lena tempat persandaran di dunia memang sangat menggoda rasa sayang
Kadang terasa lelah, berusaha andil pada kesempatan

Di waktu luang, aku menepikan bosan
Jenuh dan penat malah merayap datang
Ingin rasanya ku tutup mata saja, sebab indah saat terbuai lena di rebah
Sembari menghitung-hitung berapa banyak angan-angan yang tertinggal
Sembari ku hitung berapa kali ku usapkan keringat kegagalan
Perlahan lemah, menundukkan semangat dan syukur
Semakin nyata kurasakan malas ini terbuai dan tersulur di waktu luang

Aku, langkah kaki, dan antar kota
Hampir setiap hari menerima tempuh yang mengikis waktu
Jauh, namun terlanjur berdiri di badan jalan
Berarak pergi mencari ide baru, berkendara melewati siliran angin yang sama
Meluncur di bawah pijak tiang-tiang tinggi jembatan
Berjibaku menembus angin, menikmati debu-debu bersama kendaraan lain di jalan

Kemudahan tiada terselulur, jalan sebetulnya selalu terdukung
Senang saat ku awali pagi setelah mengusap mimpi-mimpi lama
Meniup jutaan pelita sisa semalam
Besar kuharap sempurna bisa ku catat paling awal; ku niatkan tepat setelah difusi warna baru terbuka
Adalah wajah pagi yang indah, aku tak sabar ingin mengetuk pintu-pintu di langit; merealisasikan cita-cita tanpa menoleh lagi tempat berhenti

Created By :  Nahar
Tanggerang, 04 April 2021
_______________________________

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun