Kuperhatikan, bagaimana matahari selalu kembali
Kesatria pagi yang terbitnya setelah janari pergi
Menyuluh semangat kelangsungan rumbainya gizi yang datang
Untaian bahagia tak hanya untuk flora yang berjejeran
Melainkan, turut juga menghangatkan juntaian angan yang terlukiskan
Sedari subuh hingga tengah hari, budaya barat menyebutnya pagi
Namun, bisa juga mulai dari tengah malam hingga tengah hari
Siklus dua belas jam dipakai beberapa negara
Priode tengah malam hingga tengah hari
Namun aktivitas pagi tetap sama waktunya, hingga di antara pukul sepuluh berada
Apa kabar lapislazuli yang turut melihat pagi
Telah tembus cahaya padamu
Dari matahari yang menyala terang
Telah mengantar hangatnya kepada dinginmu
Di tempat lain daun-daun sedikit turut biaskan hijaunya tak ragu
Cerah, pipih nan lebar, sanding helainya kepada mineral birumu
Siapa sanggup membuat nuansa sebegitu rapi nan indah
Tiada nada puja dan puji terjeda, 'pun sanggup berakhir pada-Nya; pencipta-Nya; pemilik-Nya
Persaksian secara fisik mataku akan sifatmu belum terputus
Persaksian secara akal kepalaku tiada mampu lagi ditembus
Persaksian hati seutuhnya selalu ingin lebih melihat dan tak mengharap pupus
Persaksian nafsu seutuhnya lemah, tak cukup kuat meski hanya berpura-pura menghapus kenyataan yang tulus
Matahari Kau jadikan setia padaku
Pahlawan pagi yang senantiasa ada tak pernah pergi
Terangnya melewati awan berpijar-pijar
Adalah pesona pagi setelah rona sang fajar
Created By : Â Nahar
Tanggerang, 07 Maret 2021
_______________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H