Demi masa ke masa yang melaju ke depan
Juga kepada deretan debu-debu di perjalanan
Rasa ini sungguh telah andil kepada setiap butir puisi
Meski nanti, akhirnya waktu dapat membuat langkahku bertatih; seiring usiaku bertambah kepada jalan yang akan kuakhiri
Kuyakin, cepat atau lambat peran kebaikan akan mendapati bentuk kebahagiaan
Apa kabar jantung yang berdetak keras dari dalam
Kau membuat aku bisa bernafas meski tengah tenggelam
Aku masih merasakan degup yang mendorong ke banyak lorong-lorong sempit
Aku masih merasakan darah itu menerima pasif dengan jeda dan gerak leluasa tiada himpit
Jantungku, adakah lelahmu, sementara ingatku jarang lagi padamu berseru akan mesin yang belum ada kurasakan karam
Kurasa, nanti aku mampu mengakhirinya dengan sesuatu yang manis
Meski berkelok jalan kulihat juga bercabang sinis
Kita sadar harus melangkah, melewati kisah demi merangkum cerita kita
Semoga kelak bertemu makna pada tabir bahasa yang lebih indah di sana
Usaplah bahuku ketika lupa, menetaplah di sini, lengkapilah kisah ini agar menjadi lebih simetris
Created By : Nahar
Tanggerang, 28 Februari 2021
__________________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H