Sahabat, pagi ini sangatlah damai
Secangkir kopi tentram sudah
Permainya lesehan kumuh
Di bawah riuhnya suara lantunan dawai para merpati
Terbang menghiasi lebarnya belantara mega yang ramah
Adalah terasnya awan-awan pada bilik yang tiada tiang, namun berdiri dengan kukuh di warna rumbai cahaya pagi
Kulihat sibuk kesiapan para pencari berkah
Membuka mata sedari sebelum bangunnya pesona janari
Keluar pintu meruntukan jalan di sana
Mencari makan di tengah corona
Berjalan meniti langkah terkesima arah
Menatap cobaan dengan indah demi hidayah
Ingin rasanya kutorehkan ke setiap mahkota flora
Dari pikir yang terbesit sepasang rasa bersabda
Tentang pahlawan yang bersuara sepintas dipertanyakan
Tidaklah harus harta bisa melepas kesalahan
'Pun riuh lisan yang bergandengan tangan
Tiba nantinya menyulam parade murka akan pertentangan
Menjadikan di pekarangan rumah-rumah mereka hiasan
Siapa bisa berencana
Panjang wacana tiada jamin jua
Sarana apa bisa melepas dahaga
Padahal pandang bulu ajal hanya cerita
Peran Tuhan merekap segala realita
Bukan ratapan atau sandaran bahu yang lumrah sahaja
Created By: Nahar
Tanggerang, 18 Januari
_________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H