Mohon tunggu...
Nahar Frakasiwi
Nahar Frakasiwi Mohon Tunggu... Lainnya - absorb the feeling, i learn to fly

Hanya pemuda yang mencari hiburan terkait karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegant Genre, Stanza | Mengharap Wajahmu Meski Susah

8 Januari 2021   18:08 Diperbarui: 8 Januari 2021   18:14 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Penawar rasa lemah dayaku
Masih dengan rasa kemarin; tak utuh
Rentang enam hari telah berlalu
Setia sangat dirimu, hai obatku
Sayu mata sempat menorehkan rasa ragu
Menata sisa tenaga di pejam yang tiada sempat berlabuh
Namun sepandang lena baring telah berbantal harapan bisu
Sepanjang angan yang merangkak-rangkak lalu kemudian terjatuh

Pahit ..!
Kalau sekarang mengisi lidah
Meradang hingga ke palung paling rasa
Getir hati menguraikan frasa perasaan paling berduka
Cibiran halus sederet klausa kurasa daya juga tak kan rela dicela
Gejolak ragam kata demi kata perasangka menyapa
Mengambil satu persatu warna hingga butakan medan arah
Jangan kau panah lara ... yang meski bicara tak kunjung sampai

Ingatkah kita; jasadku, jiwaku dan semua yang ada padaku
Lupakah, seberapa jam menunggu-nunggu
Menanti-nanti pulih kini malah terhunus oleh ambigu
Menodong nuansa lama yang kembali berpacu
Meminta-minta segala janji dari peraduan rohani
Sewaktu permai pernah terlukis di dalam rindangnya kelambu nuansa hati ...
Telah sedikit membantu qalbu menarik paku-paku muslihat yang terikat ...
Mendekatkan kembali kepada kerinduan risalah bermaslahat  ...

Semakin hari semakin cerah
Semakin baik pula semakin ceria
'Pun sahaja singgah parade merah
Terbuka nanti sejumpa rona senja
Meneruskan warna kontes awan-awan
Kejadian harapan putih yang belum hitam
Meliput kejadian sore yang pulang; terbenam
Sepanjang warna terang mentari pagi hingga petang

Kusaksikan semuanya memang nyata
Namun 'tak jarang hati berdusta
Teramat malas memuji dan memujaNya; Allah
Tangis telah menempuh manis-manis yang gagal
Kubingkai dan kuhiaskan di secarik memo
Kuletakan ke setiap jendela tebuka
Berharap wajahmu dapat kutemui meski susah
Meski tengah dilanda semilirnya badai dan angin dunia

Apalah artinya ...
Kuhirup manja udara ...
Namun kukuh di lena cekik kiasan murka sang Tuhan ....

Tanggerang, 8 Januari
______________________________

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun