Â
Sepertiga matahari jelas kulihat lagiÂ
Telah menumpuk di pelupuk mata terdalam cahayanya
Terhapus sudah dahaga menatap nuansa setelah janariÂ
Lepas kumengais kisah dan kasih yang jauh terselam terabaikan
Dari riwayat nyata Baginda Besar; Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Tumbuh dan tersulur ke setiap rasa
Telah menepi ke dasar palung paling dalam samudra nurani
Telah mepupuk rindu yang memutari kepala
Dari sederet pesan yang dinadakan para tabiut dan tabiin
Rasaku hanya mampu melukis lewat aksara
Keluguan di alam bawah sadar telah menyemai walau tak utuh
Tentang segala bait keramat yang telah menjadikan jubah suci dasar insani
Pena telah meruntukan klausa teruntuk sejarah
Memunguti risalah kepada nadir suara semesta
Setiap hari benih baru tumbuh, si calon baru para pengisi tungku waktu
Adalah pusat semangat di jantung generasi selanjutnya
Kelak senantiasa dikuatkan sang realita yang terus berkata; inilah zaman hipnosis media dengan segala doktrin dunia
Jika esok atau lusa nanti kumasih berdiri
Ingin sekali tersampai salamku kepada misteri, yang mana selalu menghantui sepi
Teruntuk keabadian dimensi yang kelak akan kudapati
Ingin rasanya kumenari dengan daya tertatih-tatih bahagia
Meski harus merangkak menuai nasib teratas jalan-jalan tempuhan
Akan terus kujemput estetika irama tahlil, hingga kuakhiri dengan tahmid setelah puas nanti.Â
Selamat Pagi
Tangerang, 15 Desember
______________________________