Di ruang sebuah narasi.... Â
Ada padanya simbolis cerita....
Mendawai damai irama....
Santun tutur kekata ....
Meniti kisah sepanjang langkah
Meranjang lahir menunjang cinta
Diikuti maslahat asmara
Dari segenap rasa yang terbumbui cinta segitiga
Padahal, kitalah pemilik inti dari sinopsis raja dan ratunya
Bila rindu yang ingin kau tepikan
Jangan lagi kau regup mesiu darinya meski menggoda
Namun, jika masih berpikir aku milikmu ribuan kali
Tembaklah kepalamu dalam sebuah mimpi
Tanyakan, pada egomu yang menari-nari
Juga jarum yang kau hunuskan di sepanjang risalah hati
Telah berhasil membuatku semakin bisu, buta, dan tuli
Tahukah kamu?
Was-was... buah ragu itu, telah melingkariku
Kala aku menunggu lama di sebalik jeruji dalam peti mati
Bersandar menatap ruang harap yang senantiasa sepi
Bukanlah baik kala kau berharap menjadikan ini studi
Entah bagaimana bisa akalmu bergurau sampai hari ini, wahai kasih?
Bukankah ending kisah dan kasih selalu manis, meski di Serial TV?
Kamar, 14 November
_____________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H