Mohon tunggu...
Aris Sengaji T
Aris Sengaji T Mohon Tunggu... Supir - Pernah sebagai seorang HR; Dan saat ini menikmati waktu sebagai seorang Instruktur dan Surveyor

Seorang Warga Masyarakat, Penikmat jalan-jalan, Tinggal di Kota Kupang, NTT

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berbagi Inspirasi: Menjadikan Anak Muda NTT sebagai 'Guide' Lokal

17 September 2016   10:29 Diperbarui: 17 September 2016   10:45 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inspirasi dari penulis dalam #KompasianivalBerbagi, tidak muluk memang, hanya menginginkan suatu ketika anak-anak muda di ‘Kota Karang’ Kupang khususnya dan dibeberapa Ibukota Kabupaten/Kecamatan di Nusa Tenggara Timur, bisa memberikan sebuah pelayanan yang baik (tidak menganggap pelanggan adalah pencuri), rapih, sopan, dan tetap menebar senyum manis dari bibir mereka (jangan hanya diwaktu kecil saja). Sehingga tercipta sebuah kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan (Customer Satisfaction) dalam ‘pelayanannya’, meskipun kami, anak muda NTT lebih dikenal “keras’ dari tampang kami.

 Fakta yang mungkin dilupakan oleh para penggiat Pariwisata di NTT (dari perspektif penulis), adalah masih adanya perbedaan antara pelayanan yang diberikan dari Penyedia Jasa Lokal dan atau Stakeholder di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan harapan yang diinginkan untuk diterima oleh Masyarakat dan atau Wisatawan (Domestik dan Asing) khususnya, ketika Pariwisata semakin gencar digalakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota di NTT. Namun sayangnya, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan tersebut, masih menurut penulis berbanding terbalik dengan proses pelayanan terhadap pelanggan yang juga merupakan salah satu tonggak penopang pariwisata  yang sedang digalakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan terkadang masih sangat kurang pemahaman dan sosialisasi kepada penyedia jasa (lokal) terkait bagaimana sebuah layanan kepada pelanggan harus diberikan.

#KompasianivalBerbagi, merupakan sarana yang pas untuk bisa berbagi dan menginspirasi masyarakat muda Indonesia khususnya untuk mengembangkan diri, menjadi diri sendiri, dan membantu orang lain dalam konsep-konsep berbeda namun yang tetap bernilai positif dan membangun. Kegiatan tersebut diatas (baca: Kompasianival Berbagi) masih dipraktekan penulis sebagai Kompasianer yang sekarang berdomisili di “Kota Karang’, dengan mencoba merintis Program Pengenalan Pariwisata (Tourism) dan Keramahtamahan (Hospitallity), atau yang disingkat P3K  di ‘Kota Karang’ ini.

#KompasianivalBerbagi ini, bagi penulis yang juga adalah Kompasianer, dimulai dari sebuah lembaga pendidikan di Kota Kupang, yang fokusnya adalah membentuk siswa/siswa berkarakter dan berwawasan untuk bisa bekerja di dunia pariwisata dan dunia penerbangan, dimana penulis sebagai salah satu pengajarnya.  Pertanyaan yang muncul, kenapa harus mereka? Kenapa tidak dimulai dari para pelaku/penggiat pariwisata sendiri, yang nota bene memang sudah kenyang dengan ‘pahit/manis’nya dunia pariwisata di NTT?

Siswa/siswi ini adalah lulusan SMA/SMK di Kota Kupang yang masih ‘putih’ dalam hal pengalaman kerja, yang siap dan dapat dibentuk terkait bagaimana memberikan sebuah pelayanan yang prima untuk mendapatkan sebuah keramahtamahan yang disampaikan kepada para wisatawan domestik dan wisatawan asing yang mereka temui nantinya, yang tentunya menurut penulis, bisa membagikan ilmu pelayanan (Customer Service) kepada tidak hanya keluarga, tetapi juga rekan mereka dilingkungan dan semua orang  yang ditemui, dan dari merekalah diharapkan akan bisa merubah dan menggubah pola sikap, pola perilaku masyarakat pariwisata di Kota Kupang khususnya, dan NTT umumnya.

Program yang penulis buat, dan sedang dijalankan saat ini, dimana mungkin sesuai dengan spirit yang dibangung #KompasianivalBerbagi adalah

  • Sharing Pengalaman dari Pramuwisata (Guide) Senior: Sharing pengalaman, dimaksudkan penulis adalah agar anak muda di NTT, mulai mencintai dan menghargai jenis pekerjaan yang membutuhkan tidak hanya kesabaran, tetap juga kepintaran dan kedisiplinan, mengingat mereka inilah yang harus mengantarkan dan mengatur para tamu/wisatawan dari sejak mereka tiba di kota wisata, sampai dengan mereka kembali pulang ketempat asalnya. Dan tidak hanya itu, mereka juga bisa berbagi, seperti tema #KompasianivalBerbagi terkait sejarah, terkait apa yang bisa dibuat, yang mana, tidak bisa didapatkan di sekolah/buku pelajaran.
  • Kunjungan Ke Objek Wisata Kota Kupang: Mengajak siswa untuk lebih mengenal dan mencintai, juga tau objek wisata di Kota tempat mereka berasal. Terasa aneh jika ini dibuat dipulai Jawa/Bali, karna rata-rata dari usia SMA, mereka sudah diajak untuk study tour, namun berbeda dengan di NTT, hal tersebut, adalah hal baru, namun bukan tidak mungkin untuk diterapkan.

Antusiasnya mereka untuk mengikuti program ini, menjadi pemacu semangat untuk dapat meneruskan program-program #KompasianivalBerbagi seperti ini tidak hanya di Kota Kupang, tetapi juga di Kota lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kedepan kegiatan ini diharapkan berjalan terus bahkan menyebar, untuk memacu minat juga semangat anak didik untuk bisa menjadi pelopor wisata ditempatnya masing-masing, mengingat saat ini, Pariwisata begitu gencar dilakukan khususnya oleh Pemerintah Pusat, namun terkadang pembuat keputusan di Kabupaten/Kota (bahkan Propinsi) khususnya di NTT, menurut penulis, masih lupa kalau sumber daya manusianya tertinggal jauh dibelakang, layaknya sebuah angkutan kota yang mengambil penumpang, namun melupakan “kernet” nya yang masih mencari penumpang.

Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun