CERITA KONYOL DARI PESTA REBA NGADA DI JAKARTA
[caption id="attachment_324451" align="alignnone" width="960" caption="di anjungan NTT, taman mini indonesia indah, jakarta"][/caption]
JAKARTA - Derasnya hujan yang mengguyur kota metropolitan Jakarta sejak pagi hingga menjelang malam pada Sabtu, 22 Februari 2014, berikut kemacetan jalan raya yang meresahkan, tak menghalangi niat publik Ngada dan Flores menghadiri pesta REBA di anjungan NTT, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Sabtu pekan lalu.
Terbukti sekitar 2000 warga Flores di Jakarta hadir dan mengalami event budaya yang pertama dan sangat berkesan di Jakarta, ibukota negara Indonesia juga ibukota yang bersahabat dengan seluruh etnis termasuk etnis Ngada dan Flores.
"Kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif mengucapkan apresiasi (penghargaan) yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Ngada karena yang pertama kali (dalam sejarah) merayakan seremoni adat (Reba) di Taman Mini ini," kata Hari Oentoro, Dirjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam sambutannya.
Hari juga menandaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah kekuatan yang soft power yang bisa masuk (mempengaruhi) sektor lainnya termasuk ekonomi.
Abraham Runga Mali, tokoh budaya kelahiran Nagekeo, juga menekankan pentingnya eksistensi sosial dan budaya di tengah dunia yang cenderung mengutamakan atau berorientasi pada ekonomi ini.
"Narasi (Reba) luar biasa dan menopang sangat kuat eksistensi sosial masyarakat Ngada. Jadi social capital orang Ngada sangat tinggi," ujarnya.
Seperti orang Ngada, nenek moyang setiap etnis di Flores dan Indonesia ini telah memberi regulasi budaya atau adat, namun tidak banyak etnis punya generasi yang taat/patuh pada nasihat/petuah nenek moyangnya.
"Pesta ini (Reba) adalah karya terpuji karena memberi wawasan bagi anak-anak tentang adat istiadat Ngada, tradisi yang luhur dan mulia," ujar Uskup Mgr Vinsensius Poto Kota, dalam sambutannya. "Selama upacara ini, saya hanya pikirkan tentang anak-anak Ngada yang lahir di Jakarta."
"Reba masyarakat Ngadha Jakarta di Taman Mini Indonesia Indah. Kesannya sakral, anggun dan indah. Top abis.." tulis tokoh budaya asal Nagekeo Yosef Juwa Dobe Ngole di akun facebooknya.