Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Minggu Pon Pengajian Rutin Kitab Ihya Ulumuddin (Syekh Adib Annas Noer)

16 Juli 2023   21:34 Diperbarui: 17 Juli 2023   06:00 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalamualaikum, Selamat sore, hahaha. Alhamdulillah, Minggu 16 Juli 2023 pukul 16:00 WIB baru buka kompasiana. Alhamdulillah sampai dengan detik ini Alloh SWT masih memberikan kesempatan untuk aku menghirup segarnya udara kampung, betapa nikmatnya karunia yang telah aku terima, tak mampu ku menghitung setiap detiknya. Barokalloh. 

Hari ini spesial bagi ku, pagi aku bangun lebih awal, mengerjakan beberapa sholat sunah sepertiga malam, sembari menunggu subuh aku manfaatkan untuk membaca buku, sekitar satu jam aku membaca buku sampai dengan jam empat, kemudian aku beranjak ke kakus karena kebelet pup, hahaha, sejenak buang hajat dan kemudian wudhu dan melaksanakan sunah sahur, usai sahur dan ku cuci piring kotor dan kemudian gosok gigi.

Alhamdulillah kumandang adzan subuh, bergegas aku wudhu dan melaksanankan sholat qobliyah, seusai sholat qobliyah dan mu'adzin masih puji-pujian aku sempatkan mengupload video pendek ke YouTube, tiga video pendek ku unggah. Tak lama muadzin iqomah, hape ku letak kan dan bergegas aku jalan ke mushola, alhamdulillah masuk barisan paling belakang sendirian pula, cuma dua shaf yang penuh, shaf ke tiga aku sendiri, hahaha, kanan-kiri dan shaf belakang ku bala tentara Alloh SWT para malaikatulloh, hihihi aamiin ya robbal aalamiin.

Pulang dari mushola sekitar jam lima lebih lima belas menit, karena imam mushola juga hari ini datang lebih lambat dari hari biasanya. Keluar pintu mushola dan ku rapihkan sandal jamaah yang berserakan dan beranjak pulang, Biasa pokokmen pagi dingin ya pasti beser, hahaha, masuk kakus pipis, kemudian wudhu dan tadarus sejenak, kemudian lanjut baca buku sembari nonton TVRI Serambi Islami tapi sudah masuk sekmen akhir do'a, pembicaranya ustad Auza'i Mahfidz Asirun, Kajian Hadits Bukhari setiap minggu, lumayan ikut mengamini do'a beliau, hihihi. Barokalloh. 

Sampai dengan selesai dan tayangan selanjutnya Klik Indonesia Pagi, berita pertama keributan yang berujung satu warga mati, kemudian banjir di sumatera dan kemudian gedung k-link terbakar, Innalillahi wa inna illaihi roji'un, berikutnya berita-berita politik pun kemajuan pembangunan, ibadah haji dll. 

Masih sambil baca buku sampai dengan masuk jam tujuh dan masih sambil nonton TVRI masuk acara Jendela Negeri membahas sport tourism, pertunjukan olahraga tradisional yang dikemas dengan baik dan esthetic selain sebagai pelestarian kearifan lokal, budaya dan tradisi yang ada akan mampu mengundang geliat wisatawan domestic maupun international dan tentu akan mampu menimbulkan multi effect yang cukup luas. 

Keren ini, semisal kampung ku dari kelompok tani khusus yang peternak kambing membuat acara lomba/festival balap kambing, jokinya anak-anak, lintasannya disawah yang baru dipanen, track luris berapa ratus meter, dua kambing di jadian satu seperti bajak sapi dan dinaiki oleh satu joki. 

Penetapkan waktu festival harus pada momen panen akbar, sekalian sedekah bumi selamatan  tumpengan semua pemilik sama mengeluarkan satu tumpeng dan ingkung ayam kampung, yang nyunggi tumpeng harus gadis dengan baju kebaya, tumpeng disunggi diatas kepala bersamaan jalan kaki dijalan setapak tengah sawah dan dikumpulkan di arena festival, tak luput budaya jatilan yang ada dikampung ku dihidupkan lagi untuk mengiringi atau bisa sekedar gamelannya yang diangkat, seni tari bisa dibentuk dari adopsi aktifitas sehari-hari masyarakat. Menjadi sebuah bentuk kearifan lokal. 

Gerakan seni tari diambil part demi part dan digabungkan menjadi satu gerak tari, semisal gerak orang mencangkul, orang ngarit, orang motong kayu, orang gergaji, orang napeni padi, orang menjemur padi, orang gurahi burung pipit yang makan padi dengan suara khas klontengan kaleng bekas, orang meteli jagung, orang menumbuk padi dll, kumpulkan gerakkannya dan diaransemen, diinovasi, diselipkan lekukan-lekukan yang lentik jadilah sebuah kesatuan bentuk tarian, seni tari yang sederhana dan fillosofis. 

Ya tak lain untuk nguri-uri alias melestarikan kembali tradisi dan budaya era 70an kebawah yang sudah punah, kini hadirkan lagi dengan kemasan konsep milenial dan bisa dinikmati secara digital. Betapa indahnya menjadi suatu bentuk sekolah alam untuk memupuk generasi dengan wisata edukasi.  

Dengan terbentuknya acara tersebut tentu multi effectnya jelas sangat luas. Jika acara sampai beberapa hari, tiga hari atau satu minggu tentu harus menyiapkan fasilitas homestay untuk tourist, rumah warga yang dipermak sedemikian rupa untuk kebutuhan menginap, sajian pertunjukan malam hari dengan pertunjukan api, bisa sepak bola api, obor dll. Sektor kuliner juga akan menjadi point utama, sajian kuliner lokal tradisional organic dan alami pun akan menjadi icon dengan pengemasan milenial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun