Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Betapa Nikmatnya Lelah Ku Hari Ini

21 Juni 2023   17:16 Diperbarui: 21 Juni 2023   17:24 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Yuhuuuu, hello genks, semangat sore, mari bersenyum secerah Langit sore ini. hahaha. Selasa 21 Juni 2023 pukul 15:49 WIB. Alhamdulillah sore ini sudah bisa memulai latihan menulis. Tadi bangun tidur terus sholat ashar, alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk latihan menulis sampai dengan detik ini, betapa karunia Alloh SWT yang luar biasa agung. Barokalloh. Tadi siang aku tidak membuka kompasiana, karena aktifitas tadi cukup menguras energi. Dzuhur tadi selesai aktifitas langsung mandi, sholat, terus tidur siang, betapa nikmatnya lelah ku, alhamdulillah. 

Pagi tadi rutinitas biasa, Usai dari mushola aku bergegas kerumah Simbah ku jalan kaki, sebenarnya Kenapa aku memilih lebih sering jalan kaki, karena lumayan hitung-hitung olahraga untuk kesehatan diri ku. Setiap pagi menempuh jalan setapak sejauh 600 meteran dengan track naik turun. Dirumah simbah nyalain tipi nonton TVRI Serambi Islami, pas aku nyalain pas masuk sesi tanya-jawab yg inti pertanyaannya kurang lebih seperti ini "Bungkarno pernah mengatakan beri aku sepuluhnya pemuda maka akan aku guncangkan dunia, kategori pemuda yang bagaimana dan seperti apa di era milenial ini?", lantas nara sumber menjelaskan, yakni Kenapa pemuda, karena pemuda memiliki tekad dan semangat yang tinggi, waktu yang lebih banyak, maka kerahkan semua itu secara utuh untuk menjunjung negeri. 

Tak lama aku melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 05:45 WIB, aku bergegas jalan ke gubuk tercinta. Biasa aku pamit, kata simbah "mbok engko disitu" aku jawab "mumpung srengengene gurung duwur mbah, ben ora panas" hahaha. Aku jalan, dan ketemu beberapa orang dan aku sapa biasa, aku jalan, di ujung ada pak Sidul sedang memikul kayu, mau membuat gubuk kecil buat menaruh kiriman makanan biar tidak di taruh dibawah ungkapnya. Aku tawaran untuk membantu bawakan sebagian, kata beliau "ndak usah, enteng kok". Sembari jalan kami ngobrol basa-basi. Beliau sampai di sawah tempat untuk membuat gubuknya, meletakkan kayunya, sedang aku lanjut jalan menuju gubuk ku.

Jalan sembari menikmati kabut pagi yang menyelimuti, ada suara kuliah subuh, namun tidak terdwngar jelas. Aku terus jalan, sampai turunan jalan setapak, sudah hampir sampai, aku disambut dua pohon pisang madu roboh ke badan jalan, yang satu pisangnya sudah matang sedang dimakan oleh beberapa burung kutilang, dan yang satu pohon masih sangat muda. Sedikit kesal karena merobohi kabel listrik yang Ku salurkan ke gubuk ku, riang listrik yang aku buat dari bambu pun turut roboh, tiga tiang roboh karena tarikan kabel yang dirobohi pohon pisang. Sejenak aku pinggirkan pohon pisangnya, dan kabel yang ada dibawah pohon pisang aku tarik. Belum aku benahi dan aku tinggal ke gubuk, yang penting sudah bisa buat lewat dan tidak menghalangi kalaunya ada orang.

Tidak langsung aku benahi, aku menyelesaikan urusan ku sejenak, sampai digubuk biasa aku nyalakan radio dan ngecas hape, terus aku ke pawon among geni alias nyalain api ditungku untuk merebus air. Sembari aku menyelesaikan urusan ku dengan beberapa buku kecil sampai dengan jam 8an, aku meneruskan baca bukunya kang Ngainun Naim The Power of Writing baru dapat satu paragraf, tak lama seorang pak tani yakni suwo Mardi, beliau mampir mengabarkan bahwa kabel listrik ku kambrukan pohon pisang, aku jawab iya wo, belum tak beneri, nanti paling sekalian ganti tiang yang turut roboh. Lantas aku tutup buku dan melanjutkan menyiram tanaman tomat, cukra-cakri dan cabai dan semua sudah selesai aku siram sampai dengan jam 9an. Rehat sejenak gati baju dan aku manfaatkan untuk sholat dzuha.

Usai sholat dzuha, aku ganti petelesan alias baju dinas sawah, hahaha. Aku ambil gergaji dan sak lonjor bambu dan tali. Aku benahi satu per satu cagak alias tiang kabel yang roboh, sekalian menambahkan satu tiang, semua aku kerjakan sendiri. Ada mboklik Jumi'atun lewat mau ambil kayu bakar, menanyakan kok ambruk kenopo, aku jawab kambrukan wit gedhang, tak lama mboklik Atim juga lewat mau cari rumput buat pakan kambing, pun sama menanyakan. Tak lama mboklik Jumi'atun pulang, biasa basa-basi ku, kok wis sedelo temen lik, dia jawab iyo gari jupuk tok, kayune, sembari jalan pulang.

Tak lama, selesai empat tiang aku benahi, capek cukup capek, membuat lobang tanah untuk nanam tiangnya, mana tanahnya kering, jadi lumayan keras, bikin patokan buat mengikat tiang. Hahaha. Keringet bercucuran, tapi alhamdulillah ternyata aku masih bisa merasakan nikmatnya capek, nikmatnya keluar keringat. Semua sudah selesai, beberapa tiang yang sudah rapuh aku Bawa ke gubuk, lumayan buat kayu bakar. Bergegas aku turun ke sungai, cuci tangan, kaki, muka, sejenak duduk dibatu menikmati sejuknya suasana dan menunggu keingnya keringat.

Keringat kering dan aku masuk gubuk melihat jam hape sudah menunjukkan pukul 11 lebih. Tak lama aku ganti baju dan aku jalan menuju rumah simbokku. Bertemu beberapa Petani, satu bu tani sedang matun alias mbedoli suket alias mencabuti rumput liar yang ada disela-sela tanaman padi, dan di samping kiri ada dua orang pak tani pak Sidul dan mbah Nasori, mereka sedang mesra dengan traktornya. Semua ku sapa senyum, hahaha, pak Sidul teriak menawarkan makan, me nyuruh ku untuk makan, ada makanan kiriman di gubuknya yang baru tadi didirikan. Aku terus jalan, ketemu pak tani lagi paklik Nasihin sedang mesra juga, bermain lumpur dengan traktornya. Ku sapa basa-basi sejenak sembari jalan, 5 menit sampai dirumah Simbok ku, aku lewat teras belakang, pas simbok juga sedang ambil kayu bakar di teras belakang. Aku masuk, ngecas hape, nyopot baju, engen-engen alias ngeringin keringat, sembari nerusin baca buku. Tak lama dapat beberapa lembar terus mandi, sholat dzuhur, sejenak nonton TVRI Klik Indonesia Siang dipandu mbak Natsya Paruntu dan Mbak Brigita Kwee, dengan paduan warna pakaian ping yang mempesona, memandu berita dengan jelas dan lugas. Sajian informasi yang kredibel. Jaya terus TVRI untuk Indonesia maju, Indonesia emas. Barokalloh. Tidak sampai usai nonton tipi aku udah tidur, bangun ashar, sholat terus buka kompasiana latihan menulis. Hahaha. 

Demikian kisah ku hari ini yang sama sekali tidak bermutu, tapi yang jelas aku asyik sendiri. Aku menikmati proses kehidupan ku. Aku mencintai diri ku sendiri. Terima kasih ya Alloh atas segala kuasa Mu, sehingga aku mampu menulis semua ini sampai dengan detik ini dan alhamdulillah selesai. Waktu sudah menunjukkan pukul 17:16 WIB, aku akhir latihan menulis ku,atur sembah nuwun. Nitip sehat, semangat dan jangan lupa bahagia. Barokalloh. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun