Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Paradigma Irrasional Sumber Masalah

23 November 2015   14:51 Diperbarui: 23 November 2015   19:40 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - pribadi yang ceria (Shutterstock)

Cara berpikir menentukan kesehatan mental Anda!

Serius.. Bukan jargon politik atau slogan warung kopi lho. Semuanya dimulai dari kerangka pikir, lalu menjelma menjadi keyakinan diri, berkembang menjadi sikap dan turun ke perilaku. Secara sederhana demikian urutannya. Kalau ingin tahu detailnya, harus ikut kuliah psikologi..hehe... *promosi mode on*

Ada beberapa tipe kesalahan berpikir yang bisa menjerumuskan seseorang dalam masalah yaitu :

1. Memandang situasi hanya dalam 2 (dua) kategori: hitam atau putih, benar atau salah, berhasil atau gagal. Cara pandang seperti ini akan tampak ketika seseorang menghadapi persoalan, ia akan bereaksi berlebihan antara lain bunuh diri. Baginya dunia sudah berakhir ketika mereka berada dalam persoalan kehidupan, misalnya karena diputus pacar, di-PHK, tidak bisa bayar utang, ditinggalkan pasangan dan anak-anaknya, diejek dan sebagainya. Hanya ada dua pilihan dalam hidupnya : Hidup atau mati.

Dalam relasi sosial, orang dengan tipe berpikir seperti itu juga rawan konflik dengan siapa saja. Biasanya mereka kurang fleksibel dalam bersikap serta memaknai perkataan orang lain sebatas apa yang terlihat. Mereka tidak bisa melihat adanya kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa jadi lebih baik daripada cara yang mereka lakukan saat itu.

Bila orang ini mempunyai prinsip hidup, maka ia akan memegangnya sekuat tenaga dan sepenuh hati. Tidak mudah untuk membuatnya berbelok. Tentu saja hal itu bersifat positif, namun akan menjadi negatif bila dalam menerapkan prinsip hidup tersebut, yang bersangkutan tidak bisa fleksibel dalam cara mencapai tujuan.

Kata-kata yang sering diungkapkan : "Jika aku tidak berhasil mencapai tujuan, maka aku adalah orang yang gagal".

2. Memprediksi masa depan secara negatif, tanpa mempertimbangkan aspek lain. Orang-orang dengan paradigma ini bawaannya pesimis melulu. Tiap ada program baru akan dipandangnya dengan tatapan mata sinis lalu berkata pada temannya, "Nggak kira jalan! Banyak kelemahannya. Lihat aja nanti, aku sudah bilang kalau program bakal gagal!".

Paradigma memandang-dunia-selalu-suram ini bukan hanya dalam pekerjaan, tapi merata pada semua aspek kehidupan. Lebih gawat lagi kalau diterapkan dalam relasi sosial. Sikap terhadap pasangan dan anak-anak bukan mendukung namun lebih pada menghakimi, "Tuh bener khan.. Apa aku bilang, kamu nggak kira berhasil". Mereka selalu mengedepankan aspek negatif dari sesuatu tanpa mampu memberikan pertimbangan lebih baik. Kalau dibantah, wah... Bakalan marah dan mengatakan kalau orang yang membantahnya itu tidak menghargai dirinya.

3. Senang memberikan label permanen pada diri sendiri atau orang lain, tanpa memperhitungkan perubahan yang terjadi. Biasanya label pada diri sendiri bersifat negatif. Misalnya : "Aku ini orang yang kurang beruntung", atau "Aku bodoh", "Kami dari keluarga miskin, jadi maklum nggak ada yang pintar", dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun