Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencintai Masa Lalu, Bergairah dengan Masa Kini, dan Tertawa Bersama Masa Depan

4 November 2014   02:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:45 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

MENCINTAI MASA LALU, BERGAIRAH DENGAN MASA KINI DAN TERTAWA BERSAMA MASA DEPAN Ya! Mencintai Masa Lalu mutlak diperlukan. Lalu bagaimana bila punya masa lalu yang kelam, yang menyedihkan, yang tidak menyenangkan? Tidak peduli! Apapun masa lalu yang ada, masa lalu itu harus dirangkul. Diakui sebagai bagian dari sejarah hidup. Penolakan terhadap masa lalu berakibat ketidakpuasan dan masalah di masa kini. Banyak klien saya datang dengan masalah yang sama : tidak mau menerima masa lalu. Mereka senang sekali menyiksa dirinya dengan selalu mengingat rasa sakit hati, padahal peristiwanya sudah berlalu lama sekali. Lalu untuk apa menikmati sakit hati itu? Masa lalu tidak bisa dilupakan. Makin ingin melupakan, ingatan akan peristiwa atau seseorang akan makin muncul. Benar khan? Itulah sebabnya masa lalu bukan untuk dilupakan, tapi untuk diterima keberadaannya. Dirangkul. Dicintai. Yup! Dicintai. Dengan perasaan cinta terhadap masa lalu, maka akan muncul perasaan damai. Perasaan puas terhadap diri sendiri. Sama seperti kalau seseorang berdekatan dengan orang yang dicintai. Pastilah ada perasaan damai, tenang dan nyaman. Saya tahu hal itu susah. Mungkin Anda berkomentar, "Ngomong gampang, apa ya bisa mencintai masa lalu?" Saya yakinkan Anda bahwa mencintai masa lalu itu mungkin. Dan sangat bisa. Anda pasti bertanya, "Caranya?" Nah..itu awal mula yang bagus. Namun sebelum itu, saya akan jelaskan dulu kaitannya dengan masa kini. Kalau perasaan cinta masa lalu itu sudah muncul, maka Anda akan bergairah menjalani masa kini. Ya, masa kini itu ya hari ini. Mata Anda akan berbinar-binar melihat banyaknya pekerjaan, postur tubuh Anda akan lebih tegap menatap tenggat waktu, bibir Anda akan tersenyum menatap tagihan bulanan.. Sungguh! Anda akan menyapa anak-anak dan pasangan Anda dengan antusiasme. Keriangan muncul dalam intonasi suara Anda. Gairah ini menular pada orang-orang di sekeliling Anda. Apakah hal itu berarti Anda tidak boleh mengeluh? Boleh saja. Tapi tidak berada di dalam keluhan itu terlalu lama. Kegairahan ini membuat hari ini menjadi nyaman untuk dijalani. Benar tidak? Nah, gairah dan semangat menjalani hari ini akan berbuah manis. Relasi dengan diri sendiri jadi positif, relasi dengan keluarga jadi nyaman, relasi dengan rekan lainnya juga menjadi lebih enak, dan juga pekerjaan lebih sukses. Bisa jadi ada rejeki yang datang -entah dari mana. Bukankah hal itu menjadi syarat untuk bisa tertawa bersama masa depan? (Tulisan ini saya muat dalam FB Naira Institute of Human Development juga).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun