Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Fokus Tulisan Harusnya Ke Calon Pembaca

29 Juli 2015   23:18 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:46 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar

Saya sedang tidak ingin menulis topik yang serius. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saja. Pengalaman menulis di Kompasiana. Keinginan ini untuk meramaikan "bursa" pendapat tentang sistem hits, HL, Headline, Verifikasi, dan sebagainya.

Menurut saya, dan yang sudah saya lakukan, fokus tulisan kita adalah calon pembaca. Bukan admin Kompasiana. Kalau kita berfokus pada pembaca, maka ketika menulis itu, perasaan kita positif. Setelah itu kita pikirkan cara untuk menyebarluaskan tulisan kita itu sebanyak-banyaknya. Jadi media Kompasiana ini adalah sarana, bukan tujuan. Tujuan akhir adalah pembaca.

Nah, sasaran pembaca kita bisa berbeda-beda sesuai dengan isi tulisan kita. Bagi para Kompasianer yang punya talenta dalam berbagai bidang, target pembaca bisa bervariasi juga. Manfaatkan media sosial lainnya, misalnya : Facebook, Twitter, WA (apalagi kalau punya banyak grup), BBM, Line, dan sebagainya.

Dengan banyaknya pembaca dari artikel kita, saya yakin Anda akan merasakan kepuasan. Sekalipun tulisan itu tidak dilabel HL, Headline atau Nilai Tertinggi dari Admin. Karena memang bukan label itu tujuannya. Label itu hanya membantu tulisan kita menyebar lebih cepat (ceileee...menyebar.. kayak virus deh). Ingat! Target kita jumlah pembaca yang bisa dilihat dari jumlah hits.

Boleh saya berikan contoh ya? Boleh khan? *maksa.com*

Beberapa tulisan saya yang diberi label Headline :

  1. Masa Depan Anak : Milik Siapa?  (http://www.kompasiana.com/naftalia/masa-depan-anak-milik-siapa). Jumlah hits : 427 (data hingga tgl. 29/07/2015, pk. 22.35). Sasaran saya pembacanya kalangan orangtua, yang nggak suka digurui, jadi isinya ringan saja. Saya bagikan di grup WA, FB, dan beberapa kontak di BBM. Tidak terlalu banyak saya bagikan.
  2. Anak Kesepian? Muncul Tokoh Super ( http://www.kompasiana.com/naftalia/anak-kesepian-muncul-tokoh-super). Jumlah hits : 495 (hingga tgl. 29/07/2015. pk. 22.39). Sasaran saya orangtua yang punya anak kecil. Saya bagikan di FB, WA grup SD-SMP, grup FB SMA, dan beberapa kontak BB yang punya anak kecil dan kedua orangtuanya sibuk.
  3. Panduan Bagi Orangtua Bila Menemukan... (http://www.kompasiana.com/naftalia/panduan-bagi-orangtua-bila-menemukan-jejak-tindakan-kekerasan-seksual-pada-anak). Jumlah hits : 9.241 (data akhir tgl. 29/07/2015, pk. 22.49). Sasaran saya semua orang yang saya kenal maupun tidak saya kenal. Saya ingin mereka waspada, tahu langkah apa yang harus dilakukan bila menemukan tindakan kekerasan seksual pada anak. Saya memang menginginkan tulisan ini dibaca banyak orang, oleh karena saya sebarkan ke FB (2 s/d 3 kali), BC di BBM, semua grup di WA (ada sekitar 10 grup), Twitter, dan email. Hasilnya tulisan ini dibagikan sebanyak 1.792 kali melalui FB, 24 kali melalui Twitter.
  4. Karena Saya Tahu, Mereka Sedang Bekerja ( http://www.kompasiana.com/naftalia/karena-saya-tahu-mereka-sedang-bekerja). Jumlah hits : 5.319 (tgl. 29/07/2015, pk. 22.55). Sasaran saya adalah semua orang. Saya ingin masyarakat tidak mencemooh kinerja Pemerintah. Persoalan negara ini ruwet, saya ingin orang realistis bahwa Pemerintah ini baru berumur sekian bulan. Saya sebarkan tulisan ini ke FB, WA grup (hanya bbrp grup), dan beberapa kontak BB. Dugaan saya pembaca terbanyak datang dari Kompasianer yang memang lebih suka bicara politik.

Saya sendiri punya unggulan tulisan yang saya tetapkan untuk diri sendiri. Dari 4 contoh itu, unggulan saya di no. 3 dan 4. Unggulan bukan karena cara menulisnya, tapi karena pesan penting dalam tulisan itu. Oya, saya manfaatkan FB Kompasiana juga. Kalau tulisan diberi label Headline, maka FB Kompasiana akan memuat tulisan kita. Dari sana akan jauh lebih mudah membagikan ke mana saja. Facebook itu bukan hanya FB saya, tapi saya bagikan ke semua grup yang ada (kecuali grup khusus).

Apakah selalu tulisan Haedline dibaca banyak orang? Tidak! Itu saya temukan sendiri dalam tulisan saya. Beberapa tulisan saya ini tidak ada label apapun dari Admin, tapi dibaca lebih banyak dari tulisan dengan label HL/Headline.

  1. Apa Bedanya Psikolog dan Psikiater? ( http://www.kompasiana.com/naftalia/apa-bedanya-psikolog-dan-psikiater). Jumlah hits : 1.126. Dibagikan melalui FB sebanyak 266, Twitter : 3 kali. Saya ingin banyak orang tahu tentang topik ini. Saya senang membuat tabel perbandingan itu. Oya, saya membuat tabel itu setelah mendapat pertanyaan dari pak Har. Saya bagikan ke FB (dan grup-grup yang ada), WA Grup, BC BBM. Ternyata tulisan itu dibaca lebih banyak dari artikel saya tentang "Masa Depan Anak : Miliki Siapa?".
  2. Negeri yang Aneh (http://www.kompasiana.com/naftalia/negeri-yang-aneh) dibaca lebih banyak daripada "Tulisan Tangan Mengungkap Siapa Anda" (http://www.kompasiana.com/naftalia/tulisan-tangan-mengungkap-siapa-anda); padahal tulisan itu diberi label Headline/HL.

Masih ada lagi beberapa contoh. Saya tidak akan menuliskan di sini karena akan membuat bosan pembaca. Intinya adalah:

  1. Pikirkan siapa target pembaca Anda
  2. Munculkan perasaan positif dengan membayangkan reaksi calon pembaca Anda
  3. Bagikan tulisan Anda sebanyak mungkin
  4. Lakukan no. 3 segera setelah tulisan itu Anda publish
  5. Usahakan menjawab setiap komentar yang diberikan di artikel Anda (ini hanya berlaku bila signal internet lancar jaya)
  6. Sudah selesai, tidak ada lagi. Emang mau berapa? Lha wong ini intinya kok.. Jadi ya, cuman dikit.. hehe..

Sekian sharing saya. Semoga bisa jadi penguatan dan penghiburan bagi para Kompasianer yang jarang dapat label. Nulis aja terus. Karena calon pembaca Anda membutuhkan tulisan Anda. Setuju?

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun