Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Duet Kompak Teman Nulis

1 Desember 2015   18:18 Diperbarui: 1 Desember 2015   18:58 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tumbler Orange dan Kartu Flazz Kriko"][/caption]Sore mendung yang berkah. Setiba di rumah, ada paket dari Kompas.com. Ternyata isinya tumbler dan kartu Flazz Kriko. Begitu tahu isinya, saya langsung teriak kayak anak kecil dapat coklat padahal giginya dah berlubang... "Asyiiikk.... Mama dapat hadiah!" Respon anak-anak? "Bagus!". Singkat, jelas, padat. Bikin keki.

Secepat mungkin barang-barang hadiah saya foto. Jepret sana, jepret sini. Tiba-tiba terlintas gayanya mbak Avy, komandan Konek. Ibu satu itu senang banget motret. Apa saja, di mana saja, selalu motret. Bikin saya, yang hobby motret, geleng-geleng kepala. Meski seneng moto, saya nggak segitunya.. hehehe... piss deh mbak Avy.. *salaman*. Balik ke foto-foto berbagai pose (kalau tumbler dan kartu bisa ngomong, mungkin mereka bakalan bilang, "Udah dong.. Capek nih.. Diputer-puter terus.. Dijungkir, dibalik..."), akhirnya saya upload duluan ke Facebook.

[caption caption="Sangu buat beli camilan"]

[/caption]Tumbler cantik berwarna oranye -yang kata mbak Avy, 'akyu banget'- dan kartu biru (biruuuu....) Kriko berisi 250 ribu rupiah rupanya memang sengaja dipilih jadi kado duet. Tim Admin sadar kalau nulis terus, bakalan lupa minum. Itu nggak sehat untuk peredaran darah, dan ginjal. Makanya dikasih botol minum. Trus biasanya kalau nulis juga seneng sambil makan camilan. Makanya dikasih sangu untuk beli camilan sendiri ke minimarket. Dengan duet kompak itu, harapannya bisa produktif nulis terusss... Makasih ya, Tim Admin Kompas.com yang udah pas banget milih hadiahnya. Hmmm... Mungkin kalau menang lagi, hadiahnya bantalan leher plus voucher pijat refleksi kali ya.. hehehe... 

[caption caption="Kata Kriko, "Abis ini posenya apalagi???" "]

[/caption]Saya senang plus senep (apa ya bahasa Indonesianya?) dapat hadiah ini. Senang karena mendapat penghargaan yang tidak terduga. Artinya tulisan saya dinilai cukup baik dan bermanfaat sehingga layak diberi kado. Tapi juga senep karena saya merasa ada beban untuk nulis yang beneran. Saya ngerasa nggak bisa bebas nulis apa saja tanpa mikir... hahaha... Ini namanya ke-ge er-an... Asli lebay... Ya, saya akan belajar nulis lagi lebih bagus kok (supaya dapat bantalan leher). Seingat saya, sudah dua kali admin "menegur" saya. Pertama, ada tulisan saya yang dihapus semuanya karena komposisi kutipannya lebih dari ketentuan (maap tim admin, saya lupa baca ToC), dan kedua kalinya gambar permintaan-foto-tidak-senonoh di artikel saya (kasus yang menimpa anak saya) dihapus. Kalau penghapusan yang kedua ini saya bisa menduga alasan admin tapi nggak tahu persisnya. Artinya saya masih perlu belajar banyak lebih nulis lebih baik sesuai dengan standard dan kriteria Kompasiana dan Kompas.com.

Oya, cuman mau ngasih informasi aja ke pak Sidu, kalau beliau baca. Sekalipun tulisan saya duakali dihapus dan revisi sama Admin, bukan berarti tulisan saya ngarang lho, Pak. Suwer... Saya tuh nulisnya serius. Nggak ada bohong-bohongnya samasekali. Kasus-kasus klien tuh ada semuanya, tapi khan karena saya pegangan Kode Etik Psikologinya kuat banget, jadi ya, identitas kliennya nggak saya tulis, Pak. Beda banget sama petinggi yang entah ke mana buku Kode Etik nya itu, yang ngomong sembarangan... Hal bener jadi salah, dan yang salah jadi bener. Itu yang ngarang, Pak. Bikin mumet saja para temen-temen Bapak itu.. Kalau rekan-rekan saya di sini, hampir semuanya nulisnya beneran kok, Pak. Ya sih, emang ada satu dua penulis yang pingin populer dengan cara bikin tulisan ngawur. Tapi Pak Sidu, saya seneng lho dengan komentar Bapak, artinya Bapak juga baca tulisan-tulisan di Kompasiana sampe tahu ada banyak "pengarang" di sini.. *lha kok malah ngobrol sama pak Sidu ya*

Udah ah. Saya mau cari ide nulis lagi. Eh salah, mau nyuci botol tumbler itu dulu, biar bisa dipakai langsung malem ini untuk nemenin nulis.

(Ini serius) Terima kasih untuk Kompasiana dan Kompas.com. Semoga lancar pekerjaannya, makin bagus kadonya (hiks), dan makin tangguh jadi admin...

 

Salam,

 

 

 

 

Naftalia Kusumawardhani, S.Psi, M.Si, Psikolog

Pengarang (Beneran di) Kompasiana

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun