Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan untuk Kasir: Selesaikan Satu Dulu, Baru Tanyakan Lainnya

30 Mei 2016   11:28 Diperbarui: 30 Mei 2016   11:40 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Mau nambah pulsanya, Bu?" tanya kasir minimarket. Saya menggeleng. Eh muncul pertanyaan berikutnya, "Ini lho, Bu, cuman 10 ribu, murah. Hanya hari ini. Masih bagus buahnya, Bu.." Saya menggeleng lagi. Rupanya si mbak kasir ini gigih juga. Katanya lagi, "Mau nambah apalagi, Bu?" Ampun deh! 

Saya nggak suka ditanyain terus menerus seperti itu. Capek khan menggelengkan kepala bolak balik... Kalau saya lagi in the good mood, saya akan tersenyum sambil menjawab, "Nggak, Mbak. T-e-r-i-m-a k-a-s-i-h....". Nadanya panjang penuh tekanan. Kadang manjur, kadang nggak. Mbak kasir tetap akan ngotot menawarkan barang lainnya lagi. Hadeeeehhh... Kalau saya lagi in the jelek mood, saya akan diam saja sambil menunjuk belanjaan saya. Pesannya jelas, "Selesaikan!". 

Di mana pun minimarket yang saya kunjungi, label dengan Al*** maupun In*** atau A***M***, caranya sama saja. Kemungkinan besar mereka memang dilatih untuk selalu bertanya sebelum tuntas mengerjakan satu tugas. Sungguh, hal itu mengganggu. Kesan yang muncul, belanjaan pelanggan yang ada di depannya tidak penting dan kurang banyak. Mereka menghitung barang-barang tersebut tidak sepenuh hati. Karena benaknya dipenuhi target untuk "mengeruk" uang pelanggan sejumlah rupiah tertentu. 

Seberapa banyak barang yang dibeli adalah penting bagi pelanggan. Mereka ingin diperhatikan dan dihargai. Mereka ingin barang belanjanya dihitung dengan cermat dan teliti. Bukan dianggap sesuatu yang bisa dikerjakan sambilan saja. Harapan pelanggan ini tidak terpenuhi dengan cara kasir yang mencerocos sejak keranjang belanja dipegangnya. Tanpa melihat apa isi keranjang belanja, kasir sudah sibuk dengan dirinya sendiri yaitu bertanya apa mau nambah barang, nambah pulsa, bahkan ada yang menawarkan rokok. 

Saya paham minimarket punya target pendapatan per bulan, dan sebagai ujung tombaknya adalah kasir. Tapi tolong juga perhatikan sisi kenyamanan belanja pelanggan. Kalau memang orang membutuhkan, mereka pasti ambil barang lainnya. Kasir harus bertugas sungguh-sungguh sebagai kasir. Selesaikan dulu satu tugas menghitung barang-barang belanja, setelah hampir selesai, barulah bertanya pada pelanggan apakah mereka ingin menambahkan barang lainnya sebelum hitungan harga final. 

Atau bisa juga kasir menawarkan barang-barang lain yang biasanya dibeli bersama barang-barang pelanggan, misalnya : ada pasta gigi di dalam belanjaan, tapi tidak ada sikat giginya. Kasir bisa membantu dengan bertanya, "Bu, ini ada odol, apa mau beli sikat giginya juga? Ada promosi odol XY yang ada sikat gigi di dalamnya". Contoh lain : pelanggan beli pembalut wanita. Kasir bisa bertanya apakah pelanggan mau menambah dengan sabun pembersih daerah kewanitaan. Hal ini membantu pelanggan mengingat apa yang mau dibeli sekaligus menunjukkan kalau kasir peduli pada barang-barang belanjaan itu. 

Sikap kasir yang empatik dan tulus jauh lebih penting bagi pelanggan yang pada gilirannya membuat income minimarket tersebut meningkat. Selesaikanlah dulu satu tugas, barulah kerjakan tugas lainnya. Penuhi harapan pelanggan, maka uang akan mengalir berikutnya. Percaya deh! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun