Berikutnya menjaga diri dari personifikasi peristiwa negatif. Bila menonton berita, mengetahui peristiwa duka, kecelakaan, atau apapun, bersikaplah seperti penonton yang baik. Hanya memandang atau mendengar saja, tanpa memaknai secara personal. Berempati tepatnya. Bukan berarti kita tidak menaruh perhatian pada pengalaman duka orang lain lho ya. Berempati membuat kita lebih objektif dan mampu memilah mana peristiwa yang sungguh kita inginkan.
Membersihkan program bawah sadar yang terlanjur tertanam memang butuh sedikit upaya dan waktu. Kadangkala orang tidak siap karena beberapa alasan. Salah satunya ada keuntungan psikologis (psychological benefit) bila tetap berada dalam situasi negatif. Misalnya sering menderita sakit akan mendapatkan perhatian dari orang lain, berada dalam kemiskinan akan mendatangkan bantuan tanpa henti sehingga tidak perlu bekerja keras, dan seterusnya.
Kita Menjalani Hidup Sesuai Naskah Kehidupan
Naskah kehidupan kita adalah hasil dari apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan. Kalau kita tidak mampu membuat naskah kita sendiri, maka orang lain yang akan menuliskannya untuk kita baik dengan sengaja (mengendalikan hidup kita) atau tanpa sengaja (personifikasi peristiwa negatif). Melalui tulisan kecil ini, ijinkan saya untuk mengajak Anda sekali melihat kembali naskah hidup Anda lalu mencoba bersama-sama melakukan perubahan sederhana. Bagaimana? Biasanya sih...Tantangan terbesar akan datang dari diri sendiri, siapkah berubah?
Selamat hari Minggu...
*)Â Ilustrasi Personifikasi Pengalaman Orang Lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H