Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Harusnya Bagaimana Sih Pakaian Wanita yang Sudah Bersuami?

3 Oktober 2015   23:17 Diperbarui: 4 Oktober 2015   07:08 5928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laki-laki muda yang menyandang gelar suami itu pun mengangguk sambil menunduk, tersenyum salah tingkah. Lalu buru-buru meralat jawabannya, "Ngg.. nggak gitu, Bu".

"Nggak gitu gimana, lha wong ini semuanya keliatan. Mulai dari atas sampai bawah. Maaf banget ya, saya tuh aliran konservatif. Menurut saya, seorang wanita yang sudah menikah harusnya menutup auratnya. Bukannya hal itu ada di ajaran agama Anda berdua?" Kumat neh sayanya, pengen ngasih 'kuliah' pasangan yang ajaib ini.

Suaminya menjelaskan kalau :
1. Sejak pacaran, istrinya selalu pakai pakaian seperti itu
2. Istrinya lebih cantik kalau menggunakan pakaian model terbuka gitu
3. Dia sebetulnya bangga dan ingin menunjukkan pada orang lain betapa cantiknya si istri
4. Dia ingin menjaga istrinya dari gangguan orang lain

Nggak cocok samasekali deh. Tok..tok... *gayanya Obelix ngetuk kepalanya kalau dia bingung*

Dasar saya hobbynya ngomong, jadi saya lanjutkan untuk mengeksplorasi paradigma kontradiktif suami ajaib itu.

Saya noleh pada istrinya dan berkata, "Kalau wanita sudah menikah, dia tidak lagi sendirian. Semua perilakunya akan dikaitkan dengan suami dan keluarga. Itu sebabnya seorang istri harus bisa menjaga nama baik dirinya sendiri dan juga nama baik suaminya. Kalau Mbak pakai pakaian seperti ini, sementara suami pakai pakaian lengkap, apa kira-kira pandangan orang lain terhadap Mbak?"

Suaminya pakai kaos berkrah, celana jeans, dan jaket. Tok..tok..again deh!

Istrinya hanya melihat saya. Ketawa saja. Saya ganti melihat pada suaminya dan bertanya hal yang sama. Karena tidak mendapatkan jawaban, saya lanjutkan, "Orang akan melihat ada seorang laki-laki yang mengajak wanita 'tidak baik' sedang berjalan-jalan. Istrinya Mas akan dianggap sebagai wanita yang kurang baik. Mau ya ada anggapan seperti itu?"

Suami menggeleng. Tidak menjawab. Istrinya juga menggeleng ketika saya tanya, "Mau dianggap wanita murahan yang sedang merayu laki-laki baik-baik?"

"Mas, saya akan tunjukkan gimana reaksi laki-laki lain kalau ngeliat pemandangan kayak gini ya", saya minta istrinya membiarkan mantel kainnya dibiarkan terbuka. Karena selama pembicaraan dia berusaha menutupi berkali-kali.

Saya berdiri di depan istrinya persis. Saya panggil suaminya, "Mas, lihat saya ya. Jangan nunduk gitu. Anggap saya laki-laki di luar sana. Khan katanya mau pamer, mau bangga punya istri sexy gini". Suaminya jengah. Berusaha tidak melihat ke saya. Tapi karena psikolognya ngotot, maka dia mau nggak mau melihat saya.

Kemudian saya peragakan bagaimana seorang laki-laki memandangi belahan dada wanita itu. Suwer deh.. Seumur saya jadi psikolog, baru kali ini saya berubah jenis kelamin! Sambil memandangi itu, saya ngomong, "Tahu nggak apa yang dipikirkan laki-laki kalau lihat seperti ini?" Saya tunjuk belahannya. Untung saya perempuan tulen, jadi cuman nunjuk doang! (Bagi yang mengenal saya, pasti ketawa kalau lihat gaya saya.. lha saya sendiri juga pengen ngakak plus mual)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun