Novel adalah karya yang unik dan sering kali mengunggah pemikiran atau perasaan pembacanya. Novel juga memiliki banyak genre seperti mulai dari fiksi klasik hingga fantasi dan fiksi ilmiah. Novel bisa mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan, emosi, dan pengalaman manusia. Novel yang akan saya bahas kali ini yang berjudul Kejatuhan dan Hati karya S. Rukiah. Rukiah lahir pada tanggal 25 April 1927 di Purwakarta. Di kota ini ia berkesempatan untuk bertemu dengan para pejuang revolusi yang menjadi inspirasi karya-karyanya. Perkenalan Rukiah dengan pejuang revolusi tidak hanya di sekitar kota kelahirannya, pada tahun 1949 Rukiah mengunjungi para pejuang yang ditahan di Bukit Duri seperti yang disebutkan Pramoedya Ananta Toer. (Shackford-Bradley: 257)
Dini, si anak sulung dari dua bersaudara, memutuskan kabur dari rumah. Ia lebih memilih bekerja dan bergabung di dunia organisasi, sebab ibunya selalu mengolok-ngolok fisik dan perangainya yang dinilai tidak cukup perempuan atau sebutan tomboy. Sedangkan Lina ia menuruti apa kata ibu, yaitu menikah dengan pilihan ibu. Lina anak kesayangan ibu, sebab ia memiliki wajah yang cantik dan banyak dikagumi kaum lelaki pada masa itu. Sedangkan susi, ia anak yang pendiam, lebih pendiam dibandingkan Lina. Susi diam-diam menyimpan janji kepada ibunya untuk membahagiakannya. Tetapi semua terbunuh, karena paksaan ibunya yang menyuruh ia menikahi lelaki pilihannya, Par. Susi dengan teguh pendirian ia menolak dan memilih keluar dari rumah untuk turut andil dalam pergerakan.Â
Sehari-hari ia tak jauh dari hidup yang ber-politik dan pergerakan. Ia tak kenal cinta lagi, tapi semenjak ia bertemu dengan Lukman, ia kembali jatuh cinta lagi, ternyata diam-diam Lukman juga menaruh hati kepada Susi. Akhirnya mereka menjalin hubungan. Setelah berbulan-bulan tiba-tiba saja Lukman hilang tanpa kabar, Susi pun membunuh rasa sayang itu secara perlahan dan ia memutuskan untuk kembali ke kota Purwakarta. Setelah itu ia juga memutuskan untuk menikah dengan lelaki pilihan ibunya yaitu, Par. Tapi tidak sengaja Lukman datang ke hadapan Susi untuk meminta maaf karena ia meninggalkannya karena tugas saat itu politik sedang tidak kondusif yang mengakibatkan Lukman aku menghilang beberapa saat. Susi menangis melihat Lukman dan menyuruhnya pergi dari hadapannya, tetapi Lukman tidak mau. Ia ingin mencium anaknya terlebih dahulu, dia tahu bahwa anak yang bersama Susi itu adalah anak hasil hubungan mereka sebelum Lukman meninggalkan Susi. Susi tak bisa membendung tangis air mata pun jatuh dan menangis sejadi-jadinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H