Mohon tunggu...
Nurul Fathimah
Nurul Fathimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kesehatan Masyarakat

Saya sedang belajar mengenai ilmu kesehatan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

HAKI Policy Brief Buletin Resep Makanan Bergizi (PMT) sebagai Media Advokasi di Lokus Masyarakat

5 November 2024   21:04 Diperbarui: 5 November 2024   21:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Dokumen Pribadi

Pada 12 Oktober 2024, mahasiswa kesehatan masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang melakukan PKL di lokus masyarakat yakni di Kelurahan Tanjung Mas. Pada saat terjun ke lapangan, mahasiswa tersebut melakukan analisis situasi, identifikasi masalah, identifikasi penyebab masalah, identifikasi prioritas masalah hingga pemecahan masalah dari permasalahan yang menjadi prioritas di Kelurahan Tanjung Mas.

Berdasarkan observasi dan identifikasi prioritas masalah maka didapatkan permasalahan gizi buruk atau gizi kurang (wasting) masih tinggi di Kelurahan Tanjung Mas. Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu membuat inovasi resep makanan bergizi (PMT) yang dapat dimanfaatkan oleh para ibu yang memiliki anak balita wasting sebagai bahan referensi dalam membuat PMT bagi anak-anaknya. Resep PMT yang dibuat menggunakan bahan komoditi yang ada di Kelurahan Tanjung Mas yaitu ikan dan kelor. Program intervensi wasting tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan proses advokasi. Advokasi yang dilakukan dengan berdiskusi dengan Ibu Ketua FKK mengenai program tersebut sebagai intervensi wasting pada anak balita di Kelurahan Tanjung Mas. 

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan wasting yaitu memberdayakan masyarakat yang berada di Kelurahan Tanjung Mas. Tujuannya supaya mereka dapat memanfaatkan hasil bumi disekitarnya sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupannya. Selain itu pelatihan memasak makanan gizi seimbang bagi ibu-ibu yang memiliki balita perlu dilakukan. Kemudian mensubsidi bahan makanan bagi masyarakat yang tergolong miskin sehingga kebutuhan gizinya terpenuhi. Sosialisasi yang teratur dan berkelanjutan terkait gizi seimbang juga dapat dilakukan agar masyarakat dapat memahami dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Selain dijadikan media advokasi, policy brief ini juga dijadikan HAKI laporan luaran tambahan dalam PKL MBK SKM Penggerak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun