Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan secara mendalam, termasuk dasar-dasar, metode, dan tujuannya. Filsafat ilmu berfokus pada tiga aspek utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga konsep ini membantu kita memahami apa itu ilmu, bagaimana ilmu diperoleh, dan bagaimana ilmu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dijelaskan dalam referensi, "filsafat ilmu berfokus pada tiga aspek utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi" (Rokhmah, 2021). Memahami filsafat ilmu penting bagi siapa pun yang ingin mengembangkan pola pikir kritis dan analitis dalam menghadapi berbagai informasi yang ada (Abdul Halik, 2020).
Ontologi adalah bagian dari filsafat yang mempelajari tentang apa yang ada. Secara etimologi, ontologi berasal dari kata Yunani "ontos" yang berarti "yang ada" dan "logos" yang berarti "ilmu." Ontologi berfungsi untuk menjelaskan keberadaan segala sesuatu, baik yang dapat kita lihat dan ukur, maupun yang bersifat abstrak. Dalam konteks ilmu pengetahuan, ontologi membahas tentang objek kajian, baik yang bersifat materi seperti sains dan sosial, maupun yang non-materi seperti konsep spiritual (Vera & Hambali, 2021).
Misalnya, dalam ilmu sains, kita belajar tentang manusia, tumbuhan, dan fenomena alam yang dapat diamati. Di sisi lain, dalam ilmu agama, ontologi mencakup pemahaman tentang Tuhan dan ruh. Jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa ontologi juga melibatkan analisis tentang keberadaan suatu ilmu (Achadah & Fadil, 2020). Dengan memahami ontologi, kita dapat mengetahui bahwa "ontologi membantu memahami bagaimana sesuatu ada" (Rokhmah, 2021). Ini penting untuk mengidentifikasi apa yang dapat dijadikan objek studi dalam suatu disiplin ilmu (Abdul Halik, 2020).
Ketika kita memahami ontologi, kita juga dapat menggali lebih dalam tentang sifat dan hakikat objek yang kita pelajari. Misalnya, dalam ilmu sosial, kita tidak hanya mempelajari manusia sebagai individu, tetapi juga memahami interaksi dan dinamika sosial yang memengaruhi perilaku manusia (Vera & Hambali, 2021). Ini membuka perspektif baru tentang kompleksitas fenomena sosial yang ada di sekitar kita (Achadah & Fadil, 2020).
Ilmu Ditinjau Secara Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani "episteme," yang berarti "pengetahuan." Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Dalam dunia ilmu pengetahuan, epistemologi berkaitan erat dengan metode ilmiah yang memandu kita dalam penelitian (Rokhmah, 2021).
Ada dua pendekatan utama dalam epistemologi: deduktif dan induktif. Pendekatan deduktif dimulai dari teori umum dan menghasilkan hipotesis yang diuji. Sedangkan pendekatan induktif dimulai dari pengamatan langsung dan kemudian menarik kesimpulan. Dalam hal ini, "epistemologi memberikan kerangka untuk memahami bagaimana ilmu dikembangkan secara sistematis" (Abdul Halik, 2020). Dalam pendidikan Islam, epistemologi berlandaskan pada konsep tauhid, yang mengajarkan bahwa semua pengetahuan berasal dari Allah (Vera & Hambali, 2021). Ini berarti bahwa pengetahuan yang kita peroleh harus dilihat sebagai sarana untuk lebih mengenal ciptaan-Nya (Achadah & Fadil, 2020).
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam epistemologi adalah pentingnya validitas dan reliabilitas data yang kita gunakan. Dalam dunia penelitian, kita dituntut untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat dipertanggungjawabkan (Rokhmah, 2021). Dengan pendekatan epistemologis yang tepat, kita dapat menghindari kesalahan dalam menarik kesimpulan dari data yang ada (Abdul Halik, 2020).
Ilmu Ditinjau Secara Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai dan tujuan dari ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, aksiologi bertanya tentang bagaimana pengetahuan digunakan dan manfaat apa yang dihasilkan (Vera & Hambali, 2021). Salah satu tujuan utama ilmu pengetahuan adalah memberikan kemudahan dan kebaikan bagi kehidupan manusia (Achadah & Fadil, 2020).