Mohon tunggu...
Nafis Andinik Putra
Nafis Andinik Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi

Merupakan seorang mahasiswa semester 2 Ilmu Komunikasi yang menempuh studi di Universitas Negeri Yogyakarta. seorang yang berambisi mengenal diri sendiri lewat berbagai hal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Koala Pemalas tapi Bukan

13 Mei 2024   14:08 Diperbarui: 13 Mei 2024   14:15 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu hari dengan embun yang masih menyelimuti hutan, jauh dari pandangan manusia. Terdengarlah suara pohon tumbang yang begitu kerasnya, "bruukkk". Bergegaslah si Kelinci datang menghampiri suara itu. Setibanya di sana, terlihatlah seekor Koala yang jatuh tertimpa rimbunnya dedaunan pohon. Kelinci pun menduga bahwa Koala lagi-lagi malas untuk bergerak pindah, sehingga dia tidak tahu bahwasanya pohon yang dia naiki itu sudah rapuh sehingga tidak menghindari malah tetap di sana. "hai Koala, apakah kamu sangat bodoh menaiki pohon yang sudah terlihat rapuh seperti itu?", ucap Kelinci kepadanya. Tetapi dia tidak menjawab dan langsung berjalan meninggalkan si Kelinci yang masih penasaran itu.

Kelinci ialah hewan paling penasaran dan paling antusias ketika ada berita, apalagi mengenai Koala. Hidup Koala sangat sederhana, tinggal menetap di atas pohon rindang yang berada di dekat sungai. Tetapi Koala sangat misterius, sehingga penghuni yang berada di hutan tak jarang menghiraukannya. Ketika ada pesta pora yang diadakan oleh sang raja, Koala juga tak jarang absen mengikuti pesta tersebut. Entah apa yang terjadi dengan Koala, tetapi istrinya pun melakukan hal yang sama. Kelinci memiliki teman, tetapi teman-temannya terkadang tidak suka dengan tingkah laku Kelinci yang terkadang merugikan mereka. Contohnya saja si Ayam. Ayam merupakan sahabat karib Kelinci, yang sudah bersamanya 2 tahun. Tetapi terkadang ocehan dari Kelinci membuatnya merasa kesal. Ketika Ayam terkena sengatan Lebah, wajahnya mengalami bengkak dan Kelinci langsung menyebutnya "si buruk rupa". Contoh seperti itu, yang terkadang membuat teman-teman Kelinci tidak suka. Tetapi mereka tetap berteman karena Kelinci merupakan salah satu hewan yang terbilang cukup telaten ketika ada yang membutuhkan bantuan.

Setelah Koala pergi meninggalkan Kelinci sendirian. Ternyata Kelinci diam-diam mengikutinya. Dia mengikuti Koala dengan sangat santai, karena memang Koala terkenal dengan lamban berbeda dengannya. Sekitar 2 jam berlalu, akhirnya Koala dan Kelinci yang mengikutinya, telah sampai di tujuan koala yang ternyata adalah rumahnya. Di sana, Koala langsung menemui istrinya, dan ternyata istrinya sangat kurus dan terlihat pucat. Kelinci pun kaget melihat istrinya yang begitu memprihatinkan. Koala langsung menyuapi istrinya dengan daun eukaliptus yang dikeluarkannya dari kantong. Kelinci mendengar percakapan mereka. "sayang, terima kasih telah mau direpotkan dengan kondisi aku yang terus sakit-sakitan begini. Kamu rela berkelana jauh mencari daun eukaliptus ini. Aku sangat senang sekali", ucap istrinya kepada Koala. Koala menyahutnya dan berkata, " Tidak mengapa istriku, aku rela pergi berkelana jauh karena aku sangat mencintaimu sayang". Kelinci mulai meneteskan air matanya, dan melanjutkan pulang ke rumahnya. Tetapi, tiba-tiba terdengarlah suara Koala yang begitu kencang memanggil istrinya. "istriku...... aku sangat sayang kepadamu, tetapi kenapa kamu pergi begitu cepat", teriak Koala sambil menangis kencang. Kelinci menghentikan jalannya dan berlari menghampiri Koala. Dan Koala, secara sontak memeluk Kelinci juga. Sembari koala berkata, "istriku sudah lama sakit, dan aku tak tahu bagaimana mengobatinya. Aku hanya bisa merawatnya dan memberikan makan kepadanya. Tetapi sekarang mungkin sudah waktunya istriku tidak merasakan sakitnya kembali", ucap Koala kepada kelinci. Kelinci termenung sembari menatap istri Koala yang terkujur kaku.

Sekitar 1 jam berlalu matahari sudah meninggalkan mereka, dan mereka sudah menguburkan Istri Koala di dekat kediaman Koala. Kemudian Kelinci menanyakan kenapa Koala selalu bermalas-malasan di atas pohon dan menghindari penduduk hutan ini. Koala menjawab, bahwasanya dia ketika tidur di atas pohon itu merupakan bentuk rasa lelahnya yang mencari daun eukaliptus yang sudah jarang ditemuinya. Karena hanya itulah makanan kesukaan istrinya. Dia rela menghabiskan seharian untuk mencari daun eukaliptus sampai tak sadar diri tidur dan terjatuh waktu kemarin. dan alasan mengapa ia terkadang menjauhi penduduk hutan, itu karena dia merasa habis tenaga tak sanggup tuk menjawab dan terburu-buru pulang ketika sudah mendapatkan daun eukaliptus. Mendengar cerita dari Koala, Kelinci meminta maaf kepadanya karena selama ini dia berprasangka buruk kepadanya. kelinci bergegas meninggalkan Koala, karena takut larut malam dan tidak bisa pulang.

Matahari menyambut Koala, dan Koala masih merasa sedih karena ditinggal istrinya. Hari ini Koala merasa tidak selera untuk mengerjakan apa pun. Sampai-sampai matahari di atasnya dia tetap malas untuk mengerjakan sesuatu. Kemudian bunyi suara langkah kaki yang terdengar suara kaki dari penduduk hutan. Ternyata memang benar, suara itu datang dari penduduk hutan yang mendatangi Koala dengan membawa daun eukaliptus yang begitu banyaknya untuk sang koala. Kelinci merupakan dalang di mana ia mengajak seluruh penduduk hutan untuk mendatangi kediaman Koala. Koala yang tadinya bersedih, ketika didatangi rombongan penduduk hutan kembali merasa senang. Apalagi ia diajak untuk datang ke pesta ulang tahun Ayam yang berusia 3 tahun. Sambil bergurau, Koala mengatakan. " Ayam, inilah waktunya kamu di sembelih untuk hidangan makan di pestamu nanti", ucap Koala kepada Ayam. Disambut gelak tawa dari penduduk yang datang ke rumahnya. Kemudian Kelinci berpesan kepada Koala, "Koala, inilah keluargamu. Kalau kamu membutuhkan bantuan, jangan segan untuk menyapa dan meminta kepada kami", ucap Kelinci kepadanya. setelah itu Koala mengatakan, "Ngokeeyy!" sembari mengangkat pelan tangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun