Mohon tunggu...
Nafisa Hana Sholihah
Nafisa Hana Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga

seorang mahasiswi biasa yang sedang berusaha menyelesaikan tugasnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Perlawanan Petani Jika Dilihat dari Teori Gerakan Sosial Charles Tilly

15 Desember 2022   15:36 Diperbarui: 15 Desember 2022   15:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Charles Tilly merupakan seorang sosiolog Amerika yang lahir pada tanggal 27 Mei 1929. Ia menempuh pendidikannya di Universitas Harvard and Oxford. Ia mendapatkan gelar  PhD pada tahun 1958 dan memfokuskan pada bidang sosial dan politik. Ia menjadi dosen di beberapa univeritas termasuk Universitas Delaware dan Universitas Colombia. Charles Tilly berkontribusi besar pada sosiologi melalui karya-karyanya, sekitar 600 artikel dan 50 buku. Charles Tilly meninggal dunia di usia 79 tahun pada tanggal 29 April 2008.

Salah satu teori yang digagas oleh Charles Tilly adalah teori gerakan sosial. Saya mengenal teori ini dari buku yang ditulis oleh  Dr. Muhammad Syawaludin dengan judul "Sosiologi Perlawanan". 

Dalam buku tersebut Charles Tilly mendefinisikan gerakan sosial adalah rangkaian interaksi berkelanjutan antara otoritas dengan penentangnya. Atau lebih singkatnya gerakan sosial adalah serangkaian tindakan perlawanan. Dalam pemikiran Charles Tilly gerakan sosial tidak berada dalam posisi statis karena gerakan sosial hanya sebuah gerakan alternatif atas adanya ketidakadilan sehingga timbul perlawanan. Tilly menyebutkan bahwa gerakan sosial adalah sesuatu yang terorganisir, berkelanjutan, penolakan, dan kesamaan identitas diantara mereka yang terlibat. Dalam buku tersebut, disebutkan beberapa konsep gerakan sosial yaitu gerakan sosial merupakan gerakan yang terorganisir dan memiliki tujuan untuk perubahan atau mempertahankan atau mengubah suatu kondisi, gerakan sosial merupakan gerakan menentang secara berkelanjutan hingga mendatangkan aksi perlawanan yang terus-menerus, dan gerakan sosial memiliki rasa solidaritas yang tinggi.

Menurut pemahaman saya, gerakan sosial menurut Charles Tilly didefinisikan sebagai rangkaian aksi sebagai bentuk perlawanan untuk menentang atau mendorong perubahan yang terjadi di masyarakat. Kelompok tersebut memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan berkomitmen terhadap tujuannya. Mereka bertemu dengan satu tujuan yang sama untuk menentang keputusan yang dilakukan secara berkelanjutan. Munculnya gerakan sosial karena adanya kesenjangan antara pihak dominan/berkuasa dengan pihak dibawahnya.

Saya mengambil contoh adanya aksi perlawanan dari petani atas keputusan yang dibuat oleh pemerintah setempat. Para petani melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan atas keputusan yang dibuat oleh Kepala Desa setempat mengenai naiknya harga sewa tanah. Mereka tak setuju dengan keputusan tersebut karena hasil panen pun juga berkurang dan mereka tak mampu membayar sewa jika harga sewa tanah melonjak tinggi. 

Gerakan sosial ini dilakukan sebagai perlawanan atas keputusan pihak dominan. Mereka memiliki satu tujuan yang sama dan berkomitmen terhadap tujuannya yaitu tidak setuju dengan keputusan yang dibuat dan ingin adanya perubahan keputusan.  Mereka memiliki rasa solidaritas yang tinggi satu sama lain. Dan mereka berada disana dan saling berinteraksi untuk menentang keputusan sepihak tersebut. Mereka menyuarakan dan mengkampanyekan apa yang mereka rasakan melalui aksi unjuk rasa sebagai bentuk gerakan sosial yang bisa mereka lakukan demi masa depan para petani.

Referensi :

Amsterdam, S. U. (2020). Charles Tilly. Diambil kembali dari https://www.sociosite.net/sociologists/charles-tilly

Syawaludin, M. (2017). Sosiologi Perlawanan. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun