Mohon tunggu...
Nafisah Nuha Al Laili
Nafisah Nuha Al Laili Mohon Tunggu... -

Listen music, read novel, read comic, and adventure it's my life

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Remehkan Emosi

21 Februari 2014   17:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tahu hal yang paling kita hindari adalah memperlihatkan apa yang kita rasakan pada orang lain. jika kita tidak memperlihatkan apa yang kita rasakan pada orang lain berarti kita menyimpannya di dalam hati kita. Tapi tahukah kalian bahwa apa yang kita pendam  terus-menerus dalam hati kita akan berakibat buruk bagi diri kita? Mari kita coba perhatikan ulasan dari Irma Rahayu seorang Soul Healer & Founder of Emotional Healing Indonesia. Lima jenis emosi ini bisa berdampak pada kesehatan fisik. Kelima jenis emosi ini kerap kali tanpa kita sadari telah lama hinggap dan betah menemani hari-hari kehidupan kita, terkesan sederhana, biasa, dan merupakan gejala wajar hingga acap kali kita menganggap remeh akar masalah dari efek yang kita derita. Saya menyebutnya sebagai sindrom atau sebuah kecenderungan timbulnya gejala-gejala tertentu yang disebabkan oleh pendaman emosi, diantaranya sebagai berikut:

1. Sindrom Menangis

Penyebabnya adalah ketidakmampuan kita saat mengambil keputusan karena pengkondisian yang dilakukan orang lain. Misalnya, jika kita selalu merasa tidak mampu menolak tugas dari atasan karena merasa tidak enak atau takut dinilai buruk, sehingga pada akhirnya kita memendam perasaan sendiri yang membuat tubuh bagian depan mulai dari atas pusar sampai kepala terkena sindrom ini. Efek sindrom meenangis secara fisik adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, mata mudah berair, tekanan pada dareah lambung sampai dada, otot leher kaku, sariawan, pengencangan otot rahang dan gigi yang menggerinda (biasanya saat tidur).

2.Sindrom Tanggung Jawab

Penyebabnya adalah rasa terbebani saat harus memikul tanggung jawab tertentu, misalnya tulang punggung keluarga atau pimpinan proyek penting. Bagian tubuh yang terpengaruh oleh sindrom ini adalah pundak dan punggung bagian atas. Sedangkan efek fisik yang terjadi adalah sakit punggung, pundak kaku, dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkaan cedera punggung.

3.Sindrom frustasi Seksual atau Perasaan Bersalah

Penyebab sindrom ini adalah perasaan bersalah karena tidak mampu mengekspresikan diri, serta perasaan kurang memadai dalam masalah seks. Bagian tubuh yang terkena sindrom ini adalah lambung, daerah sekitar kelamin, dan punggung bagian bawah. Efek yang dirasakan secara fisik adalah kram perut, asam lambung berlebih, kram saat menstruasi disertai pendarahan yang banyak, infeksi vagina dan kandung kemih, prostat, rasa sakit pada testikel, dan masalah ginjal.

4.Sindrom Perlawanan

Penyebabnya adalah pengingkaran atau penekanan keinginan, rasa tidak mampu untuk mencapai sebuah tujuan, harapan, atau impian. Seperti gagal ikut ujian akhir, gagal masuk perguruan tinggi, gagal masuk kantor yang diimpikan, atau bisa juga merasa gagal di dengar pendapat dan keinginannya oleh orang yang ia sayangi. Sindrom ini menyerang tubuh bagian lengan, telapak tangan, dan jari-jari. Efek fisik yang terjadi di antaranya kutil, tangan yang kasar, kakunya persendian tangan dan lengan, tangan yang dingin atau sangat panas, rematik, dan radang sendi.

5.Sindrom Melarikan Diri

Untuk sindrom satu ini, penyebanya adalah keinginan untuk melarikan diri dari situasi tertentu, kondisi yang dialami saat ini, ketakutan yang berlebihan bahkan takut akan kesuksesan. Misalnya, tanpa sadar merasa tidak layak untuk sukses karena takut akan dirongrong keluarga. Sedangkan bagian tubuh yang akan terpengaruh adalah paha hingga kaki bagian bawah. Efek fisik yang terjadi di antaranya kaki bengkak, kram, kaki yang dingin, bahkan kelumpuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun