Mohon tunggu...
Nafisaa Rizky
Nafisaa Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keagungan Doa

13 Juli 2024   01:00 Diperbarui: 13 Juli 2024   01:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permintaan dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, termasuk permintaan dari seseorang kepada orang lain dengan status yang setara yang disebut iltimas, permintaan dari seseorang dengan status lebih rendah kepada yang lebih tinggi yang disebut do'a, serta permintaan dari status yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah. Do'a sering dianggap sebagai bagian penting dalam kehidupan, terutama saat seseorang menghadapi masalah atau berada dalam situasi sulit. 

Hanya sedikit orang yang berdo'a sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah, sementara sebagian besar do'a biasanya diungkapkan ketika menghadapi ancaman atau musibah. Pemahaman seperti ini dianggap keliru dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang do'a menurut ajaran Islam, aspek epistemologisnya perlu dipahami terlebih dahulu. (Fajar, 2010:12).

Do'a dalam Islam tidak sekadar sekumpulan kata yang diucapkan, tetapi ia meliputi makna yang dalam dan tugas-tugas yang mendalam dalam hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Islam memandang do'a dalam tiga aspek utama yang mencerminakan hubungan yang kokoh antara hamba dengan Allah.

Pertama-tama, do'a sebagai pujian merupakan bentuk ungkapan syukur yang mendalam terhadap segala nikmat yang diberikan Allah. Pujian ini tidak hanya menunjukkan pengakuan akan kebesaran-Nya tetapi juga sebagai bentuk terima kasih atas segala berkah yang telah diterima. Dalam konteks ini, seorang mahasiswa dapat merefleksikan perannya sebagai penerima ilmu dan hidayah dari Allah, yang memungkinkannya untuk mencapai prestasi akademik.

Kedua, dalam bentuk penyesalan, do'a menjadi sarana untuk memohon ampun dan taubat. Ini mencerminkan kesadaran seseorang akan kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan, serta tekad untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kembali kepada Allah. Ini mencerminkan kesadaran seseorang akan kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan, serta tekad untuk memperbaiki diri. Mahasiswa, sebagai individu yang sedang menuntut ilmu, bisa mengakui kekurangan dalam belajar dan berdo'a untuk bimbingan dan pengampunan agar dapat memperbaiki kesalahan tersebut dan terus berkembang dalam pengetahuan dan karakter.

Terakhir, do'a sebagai permohonan adalah ekspresi dari kebutuhan dan harapan seorang hamba kepada Allah. Dalam permohonan ini terkandung aspirasi untuk meminta pertolongan, bimbingan, serta memohon atas segala hal baik yang diinginkan dalam kehidupannya, semuanya dalam rangka pengabdian yang tulus kepada Sang Khalik. Dalam menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS), mahasiswa bisa memohon kemudahan dalam belajar, ketenangan pikiran saat ujian, dan hasil yang terbaik sesuai dengan usaha yang telah dilakukan.

Do'a juga memperoleh makna dari perspektif istighatsah, sebuah istilah yang mencakup pengertian memohon bantuan dan perlindungan kepada Allah. Hal ini tercermin dalam al-Baqarah ayat 23, yang menegaskan pentingnya memohon pertolongan kepada Yang Maha Kuasa dalam segala hal. Fungsi do'a dalam Islam tidak hanya sebagai sarana meminta atau memohon kepada Allah, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang hakiki. Ia merupakan jembatan komunikasi langsung antara hamba dan Sang Pencipta, yang memperdalam dan memperkokoh hubungan spiritual yang tak tergantikan.

Adapun macam-macam do'a dalam Islam dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan konten, bentuk, dan cara penyampaiannya. Do'a mahmudah mengacu pada do'a-do'a yang disyariatkan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sementara do'a madzmumah/fasidah merujuk pada harapan-harapan yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.

Bentuk do'a juga bervariasi, baik secara lisan (qauliyah) maupun dalam bentuk perbuatan (fi'liyah). Keduanya menunjukkan bahwa do'a bukan sekadar rangkaian kata-kata, tetapi juga keterlibatan yang sungguh-sungguh dari hati yang penuh keyakinan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh kabulnya do'a juga dijelaskan dengan jelas dalam ajaran Islam. Di antaranya adalah keimanan yang kuat kepada Allah, tanpa keraguan sedikit pun atas kekuasaan-Nya untuk mengabulkan do'a hamba-Nya yang tulus. Sikap ini tercermin dalam kesungguhan dan ketulusan hati dalam berdo'a, serta menjauhi segala bentuk keraguan dan syirik dalam permohonan kepada-Nya.

Do'a bukan sekadar aktuasi ritual yang rutin, tetapi juga sebuah keterlibatan spiritual yang mendalam antara hamba dengan Tuhannya. Dengan memahami dan menjalankan do'a dalam segala aspeknya sesuai dengan ajaran Islam, manusia dapat memperdalam hubungannya dengan Sang Pencipta serta memperoleh berkah dan petunjuk dalam kehidupan ini dan akhirat kelak. 

Do'a bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sarana yang sangat penting dalam mendukung usaha dan ikhtiar, baik dalam konteks akademik maupun kehidupan sehari-hari. Melalui do'a, mahasiswa dapat menanamkan rasa syukur, penyesalan, dan permohonan yang tulus kepada Allah, yang pada akhirnya akan memperkuat keimanan dan ketakwaan dalam menjalani setiap ujian kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun