Mohon tunggu...
Nafisa Annida
Nafisa Annida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Gastritis Mahasiswa dari Kebiasaan Pola Makan

13 Januari 2024   15:05 Diperbarui: 13 Januari 2024   15:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pola makan mahasiswa seringkali dipengaruhi oleh keterbatasan waktu dan anggaran. Kebanyakan mahasiswa cenderung memilih makanan cepat saji yang praktis dan terjangkau. Sayangnya, hal ini sering mengakibatkan kurangnya variasi nutrisi dalam diet mereka. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menyadari pentingnya pola makan seimbang agar dapat mendukung kesehatan dan kinerja akademis mereka. Edukasi tentang pilihan makanan yang sehat dan resep sederhana dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya nutrisi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami kandungan nutrisi dan memilih makanan yang sesuai, mahasiswa dapat meningkatkan kesehatan mereka dan mendukung keberhasilan akademis serta aktivitas sehari-hari.

Kebiasaan pola makan pada mahasiswa dapat bervariasi, tetapi beberapa tren umum dapat diidentifikasi. Mahasiswa seringkali menghadapi tekanan waktu, anggaran terbatas, dan kebiasaan hidup yang seringkali tidak terstruktur. Beberapa pola makan umum yang terlihat pada mahasiswa termasuk fast food dan makanan siap saji, dimana mahasiswa seringkali cenderung memilih makanan cepat saji atau makanan siap saji karena ketersediaan dan kenyamanan. Hal ini dapat diakibatkan oleh jadwal yang padat dan kurangnya waktu untuk memasak. Kurangnya konsumsi sayuran dan buah juga  menjadi salah satu pola makan dalam beberapa kasus pada mahasiswa, dimana mahasiswa mungkin tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dari sayuran dan buah-buahan. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan akses atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya konsumsi nutrisi ini.

Pola makan yang tidak teratur dapat disebabkan karena jadwal kuliah yang padat, ujian, dan proyek-proyek sehingga membuat pola makan menjadi tidak teratur. Banyak mahasiswa yang mungkin melewatkan sarapan atau makan dengan waktu yang tidak teratur. Konsumsi kafein tinggi juga menjadi kebiasaan pola makan mahasiswa karena untuk tetap terjaga dan fokus, banyak mahasiswa mengandalkan minuman berkafein seperti kopi atau minuman energi. Konsumsi kafein yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan. Mahasiswa seringkali memiliki keterbatasan anggaran yang dapat mempengaruhi pilihan makanan. Pilihan makanan seringkali didasarkan pada ketersediaan dan harga terjangkau. Kemudian, mahasiswa juga memiliki kebiasaan makan yang cenderung bersama teman-teman mereka. Ini juga dapat mempengaruhi pilihan makanan dan jumlah konsumsi. Meskipun banyak mahasiswa menghadapi tantangan dalam menjaga pola makan yang sehat, ada juga yang berusaha untuk memprioritaskan kesehatan mereka dengan memilih makanan bergizi, memasak sendiri, dan berusaha untuk tetap aktif secara fisik. Penting untuk diingat bahwa kebiasaan pola makan dapat berbeda antar individu, dan upaya untuk mempromosikan kesehatan dan keseimbangan nutrisi selalu merupakan langkah positif.

Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Mahasiswa, seperti kelompok lainnya, dapat mengalami gastritis karena sejumlah penyebab. Beberapa faktor penyebab gastritis pada mahasiswa melibatkan pola hidup dan kebiasaan makan. Beberapa kemungkinan penyebab gastritis pada mahasiswa adalah stress, mahasiswa seringkali menghadapi tingkat stres yang tinggi akibat jadwal kuliah yang padat, tugas, dan ujian. Stres dapat memicu produksi asam lambung yang lebih tinggi, yang dapat merusak lapisan lambung dan menyebabkan gastritis. Kemudian, kebiasaan makan tidak teratur yang dapat disebabkan oleh jadwal yang tidak teratur karena seringkali jadwal kuliah yang padat bisa membuat mahasiswa melewatkan waktu makan atau makan terlalu larut malam. Hal ini dapat memengaruhi keseimbangan asam lambung dan memicu peradangan. Lalu, polusi asap rokok jika seorang mahasiswa merokok atau terpapar asap rokok secara pasif, ini dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung dan meningkatkan risiko gastritis.

Infeksi bakteri Helicobacter pylori, dimana bakteri H. pylori adalah penyebab umum gastritis. Mahasiswa yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang kurang baik atau memiliki kebiasaan yang meningkatkan risiko penularan bakteri ini dapat terkena infeksi. Penggunaan obat-obatan, yaitu pada  beberapa obat seperti aspirin dan NSAIDs (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs), dapat merusak lapisan pelindung lambung dan menyebabkan peradangan. Kemudian, kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan pedas, berlemak, atau bersifat iritatif bagi lambung dapat meningkatkan risiko gastritis, terutama jika ini menjadi bagian dari kebiasaan makan sehari-hari. Ketidakseimbangan diet, mahasiswa yang memiliki pola makan tidak seimbang, kurangnya asupan serat, vitamin, dan mineral, mungkin lebih rentan terhadap peradangan lambung. Jika seorang mahasiswa mengalami gejala gastritis seperti nyeri perut, mual, muntah, atau ketidaknyamanan pada lambung, sebaiknya mereka berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Perubahan gaya hidup, pengelolaan stres, dan perawatan medis dapat membantu mengatasi gastritis.

Pencegahan gastritis pada mahasiswa melibatkan pengadopsian gaya hidup sehat dan perubahan kebiasaan makan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah gastritis, yaitu konsumsilah makanan yang seimbang, termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein sehat. Hindari makanan pedas, berlemak, dan bersifat iritatif bagi lambung, terutama jika Anda sudah rentan terhadap gastritis. Usahakan untuk makan dalam waktu yang teratur, termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Hindari makan terlalu larut malam, karena ini dapat memengaruhi pencernaan dan meningkatkan risiko gastritis. Temukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menyenangkan. Pertahankan keseimbangan antara pekerjaan, studi, dan waktu istirahat untuk mengurangi tekanan.  Hindari merokok dan batasi konsumsi alcohol. Asap rokok dan alkohol dapat merangsang produksi asam lambung dan memperburuk kondisi gastritis. Jika memungkinkan, hindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen tanpa resep, kecuali atas rekomendasi dokter. Hindari risiko infeksi bakteri Helicobacter pylori dengan menjaga kebersihan pribadi, seperti mencuci tangan secara teratur. Hindari berbagi botol minum atau peralatan makan dengan orang lain. Jaga kesehatan mental dengan mengelola stres dan mencari dukungan saat diperlukan. Gangguan mental seperti depresi atau kecemasan dapat memengaruhi sistem pencernaan dan meningkatkan risiko gastritis. Pertahankan berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan aktivitas fisik teratur. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan konsultasikan dengan profesional medis jika Anda mengalami gejala atau masalah pencernaan. Mengadopsi gaya hidup sehat dan kebiasaan makan yang baik dapat membantu mencegah gastritis dan menjaga kesehatan lambung secara keseluruhan. Jika seseorang mengalami gejala atau memiliki riwayat masalah pencernaan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan rencana pengelolaan yang tepat.

Kebiasaan makan yang sehat dapat memainkan peran krusial dalam mencegah gastritis di kalangan mahasiswa. Mahasiswa seringkali menghadapi jadwal yang padat, stres akademis, dan pola hidup yang kurang terstruktur, yang dapat meningkatkan risiko gangguan lambung seperti gastritis. Dengan mengadopsi pola makan yang seimbang, mahasiswa dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan mereka. Memilih makanan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein sehat, dapat memberikan nutrisi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan lambung. Hindari makanan pedas, berlemak, dan bersifat iritatif bagi lambung juga merupakan langkah penting. Menjaga waktu makan yang teratur dan menghindari makan terlalu larut malam dapat membantu menjaga keseimbangan asam lambung. Selain itu, mengelola stres, menghindari rokok dan alkohol, serta menjaga kebersihan pribadi untuk mencegah infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori juga merupakan faktor penting dalam pencegahan gastritis. Dengan memprioritaskan kebiasaan makan yang sehat, mahasiswa dapat memberikan kontribusi signifikan untuk menjaga kesehatan lambung dan mencegah masalah pencernaan yang dapat mengganggu kinerja akademis dan kesejahteraan umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun