Mohon tunggu...
NAFISA ALIEFIA RAMADHYNA
NAFISA ALIEFIA RAMADHYNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

kepribadian ganda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan Anti-Korupsi dalam Agama

28 Juni 2023   11:03 Diperbarui: 28 Juni 2023   11:03 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu Gerakan anti-korupsi? Gerakan anti-korupsi dalam konteks agama merupakan sebuah pergerakan yang bertujuan untuk memerangi dan mengatasi praktik korupsi yang merajalela dalam masyarakat, dengan mengacu pada nilai-nilai, ajaran, dan prinsip-prinsip agama sebagai landasan moral dan etika.

            Gerakan anti-korupsi dalam agama memiliki beberapa tujuan yang sama, yaitu menciptakan masyarakat yang bebas dari korupsi, mempromosikan keadilan sosial, dan mengembangkan kepemimpinan yang adil dan trasparan.

            Gerakan anti-korupsi dalam agama juga mencoba membangun kesadaran dan tanggung jawab kolektif dalam masyarakat. Mereka mengedukasi umatnya tentang dampak negatif dari korupsi tersebut. Gerakan ini juga sering berkolaborasi dengan lembaga-lembaga pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga internasional untuk membangun kebijakan publik dan sistem yang mendorong transparansi dan akuntabilitas.

            Agama sebagai institusi moral dan spiritual bertanggung jawab untuk membentuk moral manusia, baik dan buruknya moral manusia sangat dipengaruhi oleh sejauh mana institusi keagamaan mengajarkan nilai-nilai moral agama kepada umatnya.

            Wijayanto mengatakan bahwa agama dan pendidikan agama memegang peran penting dalam memerangi korupsi, mengingat korupsi merupakan refleksi dari lemahnya integritas individu, dan agama berorientasi mencetak manusia-manusia berhati mulia dan bermoral tinggi.

            Gerakan keagamaan yang berfokus pada memerangi korupsi dapat memiliki berbagai ideologi dan pendekatan. Beberapa ideologi yang sering muncul dalam gerakan keagamaan yang melawan korupsi diantaranya:

  • Moralitas dan Etika: Gerakan keagamaan sering kali menekankan pentingnya moralitas dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berpendapat bahwa korupsi melanggar prinsip-prinsip moral dan etika yang diajarkan dalam agama.
  • Transparansi dan Akuntabilitas: Gerakan keagamaan yang memerangi korupsi sering kali menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan dan institusi publik. Mereka berjuang untuk menciptakan sistem yang memungkinkan akses terbuka terhadap informasi publik dan memastikan bahwa pejabat publik bertanggung jawab atas tindakan mereka.
  • Keadilan Sosial: Banyak gerakan keagamaan memiliki fokus pada keadilan sosial dan menganggap korupsi sebagai bentuk ketidakadilan yang harus diperangi. Mereka berusaha memperjuangkan hak-hak kaum miskin dan melawan ketidaksetaraan yang ditimbulkan oleh korupsi.
  • Kesederhanaan: Beberapa gerakan keagamaan menekankan pentingnya hidup sederhana dan menolak keinginan akan kekayaan material yang berlebihan. Mereka berargumen bahwa korupsi muncul karena dorongan manusia untuk memperoleh kekayaan lebih banyak, dan dengan mengadopsi pola pikir sederhana, mereka berharap dapat mengurangi korupsi.
  • Pendidikan dan Kesadaran: Gerakan keagamaan yang memerangi korupsi sering kali mendorong pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif korupsi. Mereka berusaha mengubah pola pikir dan perilaku melalui program pendidikan, ceramah.
  • Terdapat beberapa kasus terkenal yang melibatkan gerakan anti-korupsi:
  • Gerakan Anti-korupsi 1998: Gerakan ini terjadi setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998. Masyarakat Indonesia yang kecewa dengan tingkat korupsi yang tinggi dan ketidakadilan sosial mendesak pemerintah untuk mengadopsi kebijakan anti-korupsi yang lebih kuat.
  • Gerakan Anti-Korupsi dalam Islam: Beberapa organisasi Islam di Indonesia telah aktif dalam memerangi korupsi dan mempromosikan integritas dalam pemerintahan dan masyarakat. Mereka menekankan pentingnya prinsip-prinsip etika Islam, seperti kejujuran, amanah, dan transparansi, dalam mengatasi korupsi.
  • Gerakan Anti-Korupsi dalam Kekristenan: Beberapa gereja di Indonesia juga terlibat dalam gerakan anti-korupsi. Mereka mendorong para jemaat untuk hidup dengan integritas, memberikan pengajaran dan pelatihan tentang etika dan nilai-nilai Kristen yang melawan korupsi.

Tidak hanya di Indonesia saja yang terdapat kasus gerakan anti-korupsi tetapi juga ada beberapa gerakan anti-korupsi didunia:

  • Nigeria - Gerakan Nasional Gereja-gereja Kristen: Di Nigeria, Gerakan Nasional Gereja-gereja Kristen (NCCK) telah meluncurkan kampanye anti-korupsi yang bertujuan untuk membangun kesadaran tentang dampak negatif korupsi dan mempromosikan nilai-nilai moral dalam masyarakat.
  • Filipina - Gerakan Katolik Melawan Korupsi: Di Filipina, Gereja Katolik aktif dalam gerakan anti-korupsi. Beberapa gerakan dan organisasi Katolik bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat sipil untuk menggalang dukungan publik dan melawan korupsi.
  • Gerakan Bersih-Bersih Nigeria: Di Nigeria, gerakan anti-korupsi mendapat perhatian besar dengan didirikannya Komisi Kejahatan Ekonomi dan Kejahatan Keuangan (EFCC) pada tahun 2003. Gerakan ini dipicu oleh keinginan untuk melawan korupsi yang merajalela di negara tersebut dan mengembalikan aset yang dijarah oleh pejabat korup.
  • Gerakan Lava Jato (Operasi Car Wash) di Brasil: Lava Jato adalah operasi investigasi korupsi terbesar dalam sejarah Brasil. Dimulai pada tahun 2014, operasi ini mengungkap jaringan korupsi yang melibatkan perusahaan konstruksi besar, pejabat pemerintah, dan partai politik.

Apakah ada dampak bagi masyarakat? Tentu ada dampat bagi masyarakat.

Gerakan anti-korupsi dalam agama dapat memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

  • Dampak Ekonomi
  • Penurunan produktivitas ketimpangan pendapatan meningkatkan kemiskinan
  • Ketimpangan pendapatan
  • Meningkatkan kemiskinan
  • Dampak Sosial
  • Tidak ternilai harga jasa dan pelayanan publik
  • Lambatnya mengentas masyarakat miskin
  • Maraknya perbuatan kejahatan
  • Dampak Politik
  • Tumbuhnya pemimpin koruptor
  • Habisnya keyakinan masyarakat pada pemerintah
  • Meningkatnya kekuasaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun