Mohon tunggu...
nafilatulilmiyyah
nafilatulilmiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa PGSD UMK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Pancasila Merupakan Sistem Filsafat

19 Desember 2024   00:59 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perenungan merupakan upaya untuk menemukan nilai-nilai filosofis yang menjadi identitas. (Sumber: digantjsn.wordpress.com)

BAB V
MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT

A. Menelusuri konsep dan urgensi pancasila sebagai sistem filsafat

Beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:

1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)

2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal)

3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti komprehensif).

4. Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. (arti analisis linguistik).

5. Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (artiaktual-fundamental). 

1. Pancasila merupakan suatu sistem mendasar dan fundamental karena mendasari seluruh kebijakan penyelenggaraan negara.

Ketika suatu sistem bersifat mendasar dan fundamental, maka sistem tesebut dapat dinamakan sebagai sistem filsafat. Pengertian filsafat butir (2) suatu proses kritik terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi, lebih mengacu pada arti refleksif, yaitu sikap terbuka dan toleran dan mau melihat sesuatu dari segala sudut persoalan tanpa prasangka (Titus, Smith & Nolan, 1984: 11--12). Dalam hal ini, filsafat dapat menjadi sarana untuk berpikir lebih jauh dan mendalam daripada sekadar mengandalkan atau percaya pada opini yang ada di masyarakat. Misalnya, masyarakat awam beranggapan bahwa tenggelamnya seseorang yang sedang mandi di pantai Parangtritis dipercaya sebagai ulah Nyi Roro Kidul yang mengambilnya sebagai pasukan. Ungkapan semacam ini, dalam filsafat dikategorikan sebagai mitos, sedangkan kelahiran filsafat sejak zaman Yunani ” (Magee, 2008: i).”

2. Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat

Mengapa manusia memerlukan filsafat? Jawaban atas pertanyaan tersebut dikemukakan Titus, Smith and Nolan sebagai berikut. Tidak hanya di zaman Yunani yang telah melahirkan peradaban besar melalui pemikiran para filsuf, di zaman modern sekarang ini pun, manusia memerlukan filsafat karena beberapa alasan. Pertama, manusia telah memperoleh kekuatan baru yang besar dalam sains dan teknologi, telah mengembangkan bermacam-macam teknik untuk memperoleh ketenteraman (security) dan kenikmatan (comfort). Akan tetapi, pada waktu yang sama manusia merasa tidak tenteram dan gelisah karena mereka tidak tahu dengan pasti makna hidup mereka dan arah harus tempuh dalam kehidupan mereka. Kedua, filsafat melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat penting untuk membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan aspirasi mereka. (Titus, 1984: 24). Dengan demikian, manusia dapat memahami pentingnya peran filsafat dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.

B. Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus Subjectivus

  • Genetivus-Objectivus: Pancasila dipandang sebagai objek yang dianalisis melalui perspektif filsafat Barat. Contohnya, Notonagoro menggunakan pendekatan filsafat Aristoteles untuk menganalisis nilai-nilai Pancasila.
  • Genetivus-Subjectivus: Pancasila digunakan untuk mengkritisi aliran filsafat lain, mencari kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Misalnya, Sastrapratedja menyatakan Pancasila sebagai dasar politik dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila Ontologi mempelajari hakikat segala sesuatu. Pancasila sebagai sistem filsafat mencerminkan pemikiran tentang hakikat eksistensi bangsa Indonesia. Pancasila mengandung pandangan:

  • Determinisme: Perilaku manusia dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya, sehingga manusia cenderung pasif.
  • Pragmatisme: Manusia aktif merencanakan perilakunya untuk mencapai tujuan masa depan.
  • Kompromis: Manusia memiliki kebebasan dalam memilih perilaku dalam batas-batas tertentu.

3. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila Epistemologi membahas sifat dan batasan pengetahuan. Pancasila digali dari pengalaman dan pemikiran masyarakat Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi pandangan hidup yang mengarahkan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

4. Landasan Aksiologis Pancasila Aksiologi mempelajari nilai-nilai. Setiap sila Pancasila mencerminkan nilai-nilai penting dalam kehidupan:

  • Sila pertama: Nilai ketuhanan, spiritualitas, dan kekudusan.
  • Sila kedua: Nilai martabat, kebebasan, dan tanggung jawab.
  • Sila ketiga: Nilai solidaritas dan persatuan.
  • Sila keempat: Nilai demokrasi, musyawarah, dan mufakat.
  • Sila kelima: Nilai kepedulian, gotong royong.

C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1. Sumber Historis

Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilihat melalui sejarah Indonesia antara lain :

  • Ketuhanan Yang Maha Esa: Pengaruh agama-agama lokal, Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen telah mewarnai kehidupan spiritual masyarakat Nusantara.
  • Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Nilai kemanusiaan tercipta dari pengalaman bangsa Indonesia yang memiliki tradisi maritim dan interaksi dengan dunia luar.
  • Persatuan Indonesia: Indonesia merupakan bangsa majemuk yang mampu menyatu dalam komunitas politik meskipun memiliki keragaman sosial, budaya, dan wilayah.
  • Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan: Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan baru yang muncul dengan kemerdekaan Indonesia.
  • Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Impian masyarakat Indonesia untuk mencapai kehidupan adil, makmur, dan sejahtera.

2. Sumber Sosiologis

Pancasila dipahami sebagai sistem filsafat dalam dua kelompok yaitu:

  • Masyarakat Awam: yaitu Memahami Pancasila sebagai pandangan hidup yang terdapat dalam agama, adat, dan budaya Indonesia.
  • Masyarakat Ilmiah-Akademis: Memandang Pancasila sebagai sistem filsafat yang terdiri dari teori-teori akademis. Notonagoro menyatakan bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan yang saling terkait secara koheren.

3. Sumber Politis

Pancasila sebagai konsensus politik yang berkembang menjadi sistem filsafat terdapat 2 kelompok yaitu :

  • Kelompok pertama: Wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat muncul pada sidang BPUPKI, PPKI, dan kuliah umum Soekarno (1958-1959).
  • Kelompok kedua: Argumen politis tentang Pancasila di era reformasi, seperti pidato politik Habibie pada 1 Juni 2011. Soekarno menyebut Pancasila sebagai Philosofische Grondslag atau dasar filosofis negara, yang menempatkan Pancasila sebagai dasar kerohanian dalam kehidupan bernegara.

Kelompok 9

Anggota kelompok:
1. Sektiana Yuliyanti(202433049)
2. Dinda Febrianissa N (202433055)
3. Nafilatul Ilmiyyah (202433058)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun