Tahukah kamu bahwa semua anak yang ada di dunia pasti memiliki suatu kemampuan yang disebut bakat?
Guilford menyatakan bahwa "Aptitude pertains to abilities to perform. There are actually as many abilities as there are actions to be performed, bence traits of this kind are very numerous" yang mana maksudnya adalah bakat merupakan kemampuan melakukan sesuatu, dan kemampuan tersebut harus diasah atau dikembangkan lagi agar semakin terlihat.
Guilford jua mengemukakan bahwa bakat mencakup 3 dimensi psikologi, yakni:
1. Dimensi perseptual
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, yaitu faktor-faktor yang antara lain berupa: kepekaan indera, perhatian, orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi, kecepatan persepsi dan lain sebagainya.
2. Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor kekuatan, faktor impuls, faktor kecepatan gerak, faktor ketelitian, faktor koordinasi dan faktor keluwesan (flexibility).
3. Dimensi intelekual
Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang sangat luas. Dimensi ini meliputi lima faktor yaitu:
a. Faktor ingatan, yang mencakup: Faktor ingatan mengenai substansi, faktor ingatan mengenai relasi, faktor ingatan mengenai sistem.
b. Faktor pengenalan, yang mencakup: pengenalan terhadap keseluruhan infomasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan, bentuk atau strktur, dan kesimpulan.
c. Faktor Evaluatif, yang mencakup: Evaluasi mengenai identitas, relasi-relasi, sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya problem ( kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
d. Faktor berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk menghasilkan unit-unit, faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan, faktor kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan, faktor untuk menghasilkan sistem, fakto untuk transformasi divergen, faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka
Jadi, bakat merupakan suatu kemampuan yang pasti dimiliki secara alamiah oleh setiap individu dan memerlukan perhatian untuk terus berkembang.
Salah satu ahli yakni Yoesoef Noesyirwan mengemukakan bahwa bakat atau kemampuan menurut fungsi atau aspek yang terlibat dan prestasinya dibagi menjadi:
a. Bakat yang lebih berdasarkan psikofisik
Bakat jenis ini adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fundamen bakat, sepert kemampuan pengindraan, ketangkasan, kemampuan motorik, kekuatan badan dan anggota badan lainnya.
b. Bakat kejiwaan yang bersifat umum
Bakat jenis ini ialah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan intelegensi.
c. Bakat-bakat kejiwaan yang khas dan majemuk
Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan untuk mengadakan kontrak sosial, kemampuan mengasihi, kemampuan perasaan atau menghayati perasaan orang lain.
Dari pemahaman kedua ini jika dipadukan dengan pemahaman pertama, bakat merupakan sekelompok sifat yang memiliki tahapan sehingga membentuk sebuah bakat. Dari hal yang mendasar jika dilatih atau didalami oleh seseorang maka akan semakin berkembang dan secara alamiah membentuk dan menjadikan dirinya memiliki bakat tersebut.
Untuk anak usia dini sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui kemampuan apa yang dimiliki oleh anak. Selain bakat yang harus ditelusuri oleh orang tua, ada minat yang menjadikan bakat tersebut akan terus berkembang seiring waktu sehingga anak akan terus melakukan suatu hal yang disukainya dan akan menjadikannya seseorang yang berhasil.
Namun bakat dan minat tidak selalu berjalan berdampingan. Ada beberapa anak yang mungkin mahir dibidang tertentu namun dia tidak begitu tertarik untuk mengembangkan bidang tersebut namun menggemari bidang lain.Â
Tetapi bakat dan minat yang berbeda pun bisa saling membantu individu dalam satu dan lain hal, seperti seorang anak memiliki bakat dibidang ilmu pengetahuan, namun anak tersebut memiliki minat dibidang olahraga. Keduanya dapat ia lakukan secara bersamaan dan juga dapat meraih hal yang sangat hebat dalam segi prestasi yang nantinya akan memberikan kesan sangat mendalam bagi sang anak.
Maka dari itu, sejak dini kita harus memberikan stimulasi yang baik untuk anak dengan memberikan edukasi baik berupa permainan atau arahan mengenai minat dan bakat yang nantinya akan dipilihnya dan ditekuninya.
Ada cara untuk melakukan pengukuran bakat pada anak dengan mengidentifikasi bakat dengan tes bakat atau dengan observasi minat anak. Namun seiring perkembangan zaman ada tes yang mana mengetes intelegensi seseorang dan dapat diperkirakan bakat dan minat anak berada di bidang apa. Tes intelegensi tersebut dikembangkan oleh seorang ahli ilmuan yang berasal dari Perancis yakni Alfred Binet dan disempurnakan lagi oleh Theodore Simon.Â
Untuk mengembangkan bakat dan minat anak diperlukan beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh orang tua, yakni:
- Stimulasi, ini hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh orang tua dengan sangat sabar dan teliti. Jika orang tua tidak begitu sabar dan teliti mungkin akan terjadi kesalahan dalam menstimulasinya.
- Kreatif, tidak hanya anak yang kreatif namun orang tua juga harus kreatif untuk menciptakan sesuatu yang mungkin dapat mengasah bakat dan minat anak, serta mengenal lebih dalam.
- Jujur dan tulus, dalam mengenalkan dan menstimulasi anak kita harus jujur dengan apa yang dimiliki oleh anak, dan tulus dalam menjalani hal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H